Ga… begini lho, kemarin itu pas diskusi, ada satu bahasan yang menurut saya pas, yaitu tentang analogi sambal terasi. Untuk membuat sistem sebesar ini tidak akan mungkin kita bergerak sendiri-sendiri. Di sisi cabe-cabean percabean, harus ada petani yang mulai mengurusi produksi penanaman cabe. Dalam proses penanamannya juga perlu pupuk dari produsen pupuk agar tanaman cabe bagus produksinya. Di pabrik pupuk sendiri ada beberapa pihak yang terlibat. Di sisi lain, harus ada nelayan yang mengambil udangnya dari dasar laut, atau yang membudidayakannya di tambak-tambak. Harus ada juga orang-orang yang menyalurkannya ke pabrik-pabrik pengolahan hingga jadi terasi. Di pabrik juga perlu ratusan hingga ribuan orang yang bekerja memfermentasikan udang dan bahan-bahan lainnya sehingga menjadi terasi. Di sisi lain masih ada bawang. Hampir sama seperti cabe, perlu petani, produsen pupuk, distributor hasilnya ke pasar-pasar. Sisi yang lain? Masih banyak, sebut saja minyak goreng, jeruk nipis, kecap jika diperlukan, ulekan dan cobeknya, dan sebagainya dan sebagainya. Jika dirunut, untuk menghasilkan secobek sambal terasi yang uenak saja diperlukan banyak sekali pihak yang terlibat. Apalagi membangun sebuah smart city Continue reading Analogi Sambal Terasi