semua tentang jodoh bunga

Semua Tentang Jodoh


Mungkin kita sudah paham, yang namanya jodoh adalah sebuah keniscayaan. Implikasinya melalui kesetaraan dan kepatutan. Jodoh itu sunnatullah. Berjalan sesuai ukuran dan takaran yang menjemputnya. Beriringan dengan rizki hingga tertunaikan sepenuhnya. Menyeluruh padu padan dengan janji-janjiNya yang tidak pernah ingkar. Wa aufuu bi’ahdii uufii bi’ahdikum. Jodoh adalah jembatan kebersamaan tempat bertemunya suami istri. Keshalihan suami adalah jodoh bagi keshalihahan istri. Wa-ththoyyibaatu li-ththoyyibiina wa-ththoyyibuuna li-ththoyyibaati. Maka seyogyanya jodoh suami istri itu terhimpun dalam suatu kebaikan, wa jama’a bainakuma fii khair. Jodoh juga memperjumpakan pengusaha dengan apa-apa yang diamanahkan kepadanya. Kesuksesan bisnis adalah jodoh bagi kepantasan kualitas pengelolanya. Sungguh proses tidak akan pernah berbohong. Proses yang baik akan selalu berjodoh dengan hasil yang baik. Jodoh pulalah yang menjadi wasilah kemesraan pemimpin terhadap yang dipimpinnya. Kesempurnaan pemimpin adalah jodoh bagi kesiapan rakyatnya. Benar kiranya jika ada yang beranggapan bahwa pemimpin adalah cerminan rakyatnya. Karena mustahil ada seorang sebaik-baik pemimpin perang, sang pembebas Konstantinopel, namun tidak diikuti oleh sebaik-baik pasukan. Continue reading Semua Tentang Jodoh

satunya kata dan perbuatan

Satunya Kata dan Perbuatan


Terus terang, hal yang paling sulit dari menulis atau berucap itu sungguh bukan dalam hal mencari topiknya. Bukan pula dalam hal merangkai kata-katanya. Percayalah, saya mungkin bukan pujangga, saya mungkin tak selalu ada, ini diriku apa adanya. #lah #skip #jebakanumur … Tapi, sungguh yang paling sulit itu adalah bertanggung-jawab atas implementasinya. Benar-benar menerapkan kepada diri sendiri terhadap setiap apa yang kita sampaikan kepada orang lain. Benar-benar sesuai antara omongan kita kepada khalayak dengan kenyataan yang kita lakukan di lapangan. Benar-benar klop antara ucapan dengan kelakuan. Atau istilah statusable-nya, satunya kata dan perbuatan. Continue reading Satunya Kata dan Perbuatan

hidup dalam tingkatan tingkatan inspirasi inspiration

Hidup dalam Tingkatan-tingkatan


Percaya atau tidak, kita ini hidup dalam tingkatan-tingkatan. Maksudnya bagaimana? Ambil contoh terkait pendidikan formal saja. Sekitar umur 4-5 tahun, kita sudah dimasukkan oleh orangtua ke dalam institusi pendidikan formal dari tingkatan paling rendah. Sebut saja TK atau SD. Lalu melalui serangkaian proses belajar mengajar, ujian hingga kelulusan, kita naik ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi. Katakanlah SMP. Kemudian lanjut SMA. Begitu seterusnya hingga mencapai tingkatan tertinggi, misal kuliah hingga S3. Asal jangan sampai S4 saja (sok seura seuri sorangan). **orang Sunda pasti apal 😀 Continue reading Hidup dalam Tingkatan-tingkatan

botol kosong

Botol Kosong


Selepas Idul Fitri, hati kita ini seperti sebuah botol kosong. Dari yang sebelumnya berisi penuh dengan cairan-cairan kotor yang menodainya, kini hati kita tampil beda menjadi hati baru yang bening. Digosok dengan amalan-amalan Ramadhan selama sebulan penuh. Dibersihkan isinya dengan saling maaf-memaafkan kekhilafan satu sama lain. Dan semakin dikinclongkan dengan seruan takbir ke seluruh penjuru alam memuji atas kebesaran Tuhan. Tak ada noda **bukan iklan deterjen. Tak ada kotoran yang menempel. Makanya jangan sampai menodainya lagi. Continue reading Botol Kosong

ingat 5 perkara sebelum 5 perkara isra' mi'raj

Ingat 5 Perkara Sebelum 5 Perkara


Mungkin sudah buanyak yang membahasnya. Mungkin juga sudah buanyak yang mengulasnya. Di ceramah-ceramah jumat juga sering dikhotbahkan. Di pengajian ibu-ibu mungkin sudah sangat mafhum diperdengarkan. Tapi, tidak ada salahnya berbagi hikmah berbagi berkah. Tetap saling mengingatkan tentang ibrah dan mauizah. Bukankah dakwah itu seharusnya memang indah.

Yuk.. mari kita mengingat 5 perkara berikut ini, sebelum datangnya 5 perkara pasangannya. Continue reading Ingat 5 Perkara Sebelum 5 Perkara

pukulan ke-100

Pukulan ke-100


Guru saya pernah mengatakan, “teruslah bergerak maju hingga mencapai pukulan ke-100”. Maksudnya bagaimana? Dalam menghadapi suatu masalah kita seringkali kandas dengan mudahnya. Bahkan banyak diantaranya yang sudah kalah duluan sebelum berjuang. Atau merasa gampang capek ketika mengejar cita-cita yang seakan tidak ada ending-nya. Stagnan dengan bisnis yang itu-itu saja. Untung tidak seberapa, sementara beban operasional terus berjalan. Continue reading Pukulan ke-100

kemana langkah kakimu kau arahkan

Kemana Langkah Kakimu Kau Arahkan?


Kaki ini ibarat roda yang berjalan. Bukan roda yang berputar ya. Itu materi postingan sebelumnya. Maksudnya, roda kendaraan yang digunakan untuk mengarahkan tubuh kemanapun kita mau. Mau ke utara, ke selatan, barat, timur, atau tenggara, kaki inilah eksekutornya. Itulah kenapa dalam bahasa Jawa populer kita sering mendengar, “ga iso metu nang ndi-ndi, lagi ra ono sikile” (ga bisa keluar kemana-mana, sedang tidak ada kakinya — kendaraannya/mobilnya). Continue reading Kemana Langkah Kakimu Kau Arahkan?

menggali kubur sendiri

Menggali Kubur Sendiri


Alhamdulillaah beberapa hari yang lalu saya mendapat pelajaran yang sangat berharga dari salah seorang guru. Ya sebenarnya bukan guru dalam arti harfiah sih. Setiap orang yang ngobrol dan berkenalan dengan saya biasanya otomatis akan saya anggap sebagai “guru” kalau memang memberikan insight menarik terkait bidang apapun. Terus terang sampai saat ini pun saya merasa belum bisa apa-apa. Merasa belum bisa memberikan value berharga apapun kepada keluarga, orangtua, agama, termasuk lingkungan sekitar tempat tinggal pun belum. Merasa belum sanggup memberikan manfaat apapun. Tidak ada spesialisasi khusus, tidak ada bidang tertentu yang saya dalami, bahkan passion saya pun boleh dibilang ala kadarnya. Master of none, the jack of all trades. Itulah mengapa setiap kali berbincang dengan orang, khususnya orang yang baru kenal, bisa jadi ada ketertarikan khusus perihal bagaimana cara pandangnya, seperti apa sikap hidupnya, apa visinya, dan muacem-macem. Siapa tahu, ada sisi-sisi ilmu yang bisa saya dapatkan dari interaksi tersebut. Siapa tahu, saya bisa menjadi manusia yang lebih “berguna”. Continue reading Menggali Kubur Sendiri

bahagia

Bahagia Itu…


Jujur saja, kita sering lupa bahwa hakikat tujuan sebenarnya dari hidup ini hanyalah untuk mencari kebahagiaan, baik bahagia di dunia, maupun bahagia menurut perspektif selain alam dunia. Contoh: akhirat, surga, neraka, dan bentuk-bentuk nama lainnya. Tapi kadang kitanya sendiri yang terlalu rumit dalam mendeskripsikan dan mendefinisikan poin-poin kebahagiaan itu sendiri. Hingga fokus kita kebanyakan jadi bergeser. Dari yang tadinya hanya sesederhana meraih rasa atau kondisi bahagia yang bisa saja dicapai setiap saat atau short terms, menjadi terbiaskan oleh rencana-rencana pemenuhan kebutuhan agar selalu merasa bahagia seutuhnya dengan varian kebutuhan yang seakan tak ada habisnya dan dengan jumlah pemenuhan yang hampir tak berhingga banyaknya, very long and never-ending terms. Continue reading Bahagia Itu…

low hanging fruits

Low Hanging Fruits


Definisi umumnya, low hanging fruits berarti target-target yang relatif mudah dijangkau, dapat diselesaikan dengan waktu relatif cepat, serta tidak memerlukan effort yang relatif tidak terlalu besar. Seperti halnya pengertian metaforanya bahwa low hanging fruits adalah buah-buah matang yang bisa dengan cepat dan mudah kita raih. Baik langsung dipetik dengan tangan sambil berdiri, menggunakan tumpuan batu, atau bisa juga dengan sedikit melompat. Continue reading Low Hanging Fruits

Cerminan Orangtua [Anak]


We are what we repeatedly do. Baik dan buruknya yang kita lakukan sebagai orangtua, 98% akan diserap oleh anak. Oleh sebab itu kebiasaan menjadi hal yang penting. Jangan heran jika ada kasus kenakalan anak usia sekolah karena latar belakang keluarganya yang broken home. Karena kondisi yang seperti itu sangat mungkin berpotensi menjadi pemicunya. Continue reading Cerminan Orangtua [Anak]

Makan Apa?


Pertimbangan paling utama adalah, siapa yang kita beri makan. Kebanyakan orang, termasuk saya sendiri, seringkali lupa siapa sesungguhnya yang kita beri makan. Makanan sih masuknya ke tubuh kita. Tapi seringnya yang justru kita beri “sesajen” adalah nafsu, amarah, stres, patah hati, kebosanan, dan sejenisnya. Berapa banyak orang yang tiba-tiba menjadi makhluk buas pemakan segala ketika sedang stres? Berapa banyak orang yang ketagihan mengonsumsi asap rokok dan kopi pahit demi mengusir rasa bosan? Berapa banyak orang yang mati nenggak narkoba hanya karena gengsi pada awalnya? Continue reading Makan Apa?

Sapalah dengan Nama


Kalau ada orang menanyakan ke saya tentang pekerjaan apa yang paling boring di dunia? Mungkin akan saya jawab, pekerjaan yang paling boring di dunia ini adalah petugas loket pembayaran pintu tol. Setidaknya itu yang saya amati sekarang. Bayangkan saja, mereka melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, dengan posisi duduk yang sama, tidak bisa kemana-mana, dan dalam waktu yang relatif lama setiap harinya. Saya kurang tahu berapa jam shift yang diberlakukan untuk pekerjaan ini. Tapi yang jelas saya pernah bertransaksi dengan petugas yang sama ketika membayar tol pas berangkat sampai berangkat lagi (bolak balik dua kali). Padahal jeda keberangkatan yang pertama dengan yang kedua cukup lama. Sekitar 4-5 jam. Continue reading Sapalah dengan Nama

Pemain Sirkus

Pemain Sirkus


Kata seorang kawan, konsep mengimani kepastian rezeki itu seperti halnya kalau kita melihat pemain sirkus. Kita tahu betul bahwa seorang pemain sirkus profesional pasti sudah sangat mafhum dalam menjalankan aksinya di panggung sirkus. Segala kemungkinan, risiko, dan konsekuensi pastilah sudah diperhitungkan matang-matang. Dari keterampilan, ketangkasan, kepiawaian, dan performa yang ditampilkannya pun kita sudah tahu bahwa seorang pemain sirkus profesional pasti sudah berlatih ribuan kali untuk melakukan adegan akrobatik yang berbahaya, yang sangat mungkin merenggut nyawanya jika terjadi kesalahan sedikit saja. Ya… kita tahu itu. Kita pun mempercayainya, baik dari cerita teman, acara di TV, atau melihat dengan mata kepala sendiri. Artinya, dalam benak kita pun sudah sangat yakin, bahwa ketika kita melihat 100 kali pertunjukan sirkus, dengan kondisi pemainnya tidak pernah gagal sekalipun, maka untuk pertunjukan yang ke-101 pun kita juga masih sangat yakin kalau pertunjukannya bakal berhasil lagi. Tapi bagaimana kalau kita ikut dilibatkan langsung dalam pertunjukan tersebut? Continue reading Pemain Sirkus

Tutur Kata


Bismillaah… Terus terang saya merasa tidak nyaman ketika mendekati masa pemilu. Semua orang seakan merasa berhak untuk mengampanyekan partai atau caleg pilihannya. Kalau hanya sekadar kampanye sih boleh-boleh saja. Tapi kecenderungannya malah yang dibahas adalah hal-hal yang buruk saja, bukan kebaikan-kebaikannya. Lebih parah lagi, keburukan-keburukan itu belum tentu jelas, baik kebenarannya maupun sumber asalnya. Membaca portal berita, seperti det*k, komp*s, dkk juga sama. Hampir semua isi komentar-komentarnya menjurus pada saling hina, saling mengumbar umpatan, saling tuduh. Terlepas dari apakah komentator-komentator itu memang benar-benar menggunakan emosi pada saat menuliskan, atau hanya sekadar haha hehe saja untuk memperkeruh suasana dan menaikkan traffic. Astaghfirullaah… semoga Allah mengampuni dosa saya … Continue reading Tutur Kata

Tuhan tidak bermain dadu

Tuhan Tidak Bermain Dadu


OK.. kita mulai saja dari judul posting kali ini yang sengaja saya cuplik dari salah satu quote seorang ilmuwan besar Albert Einstein yang panjangnya lebih kurang begini: “As I have said so many times, God doesn’t play dice with the world“. Nah, kira-kira apa landasan pemikiran Einstein hingga muncul pernyataan tersebut? Mungkin saya terlalu bodoh untuk mengerti bagaimana dasar penalaran beliau yang dikenal begitu “eksentrik” itu. Saya mungkin juga tidak akan “kuat” jika disuruh memahami teori atom atau mekanika kuantum terlebih dulu biar paham pola pikirnya. Apalagi jika diharuskan mempelajari biologi molekular yang notabene saya babar blas dalam bidang tersebut. Tapi saya akan coba selaraskan dengan apa yang selama ini saya pahami melalui pendekatan pragmatis saja. Semoga cukup simpel dan masuk akal. CMIIW… Continue reading Tuhan Tidak Bermain Dadu

Fanatik dan Antipati Sekadarnya


Bismillaah… Seorang teman pernah menulis sebuah kalimat yang lebih kurang bunyinya seperti ini: “Di dunia ini tidak ada yang namanya objektif, semua orang pasti akan condong ke arah subjektifitasnya masing-masing dalam menilai sesuatu”. Yaa… kalau dipikir-pikir memang benar sih. Dimana-mana, secara naluriah orangtua pasti akan langsung membela anaknya yang (katanya tidak sengaja) menabrak orang dengan mobil mewahnya, walaupun sudah tahu kalau anaknya memang terbukti bersalah secara hukum. Dimana-mana, pendukung fanatik seorang tokoh, misal gubernur, akan selalu membenarkan semua hal yang dikatakan dan dilakukan oleh tokoh idolanya tersebut, walaupun sebenarnya sudah tahu kalau semua orang pasti mempunyai kekurangan, dan tidak ada … Continue reading Fanatik dan Antipati Sekadarnya

Ajek Ajeg

Ajek


Ajek bukan soal banyaknya tulisan yang dibuat dalam satu waktu. Ajek lebih bersifat bagaimana tulisan disusun dari kata demi kata setiap harinya hingga menjadi sebuah buku yang berbobot. Ajek juga bukan soal banyaknya uang yang diterima dari hasil sekali menang lotre. Ajek lebih mengarahkan kita bagaimana me-manage pendapatan setiap harinya dengan bijak hingga nantinya mempunyai value yang berharga. Pun ajek juga bukan soal bagaimana belajar SKS dengan instan agar cepat pintar. Ajek bicara tentang kebiasaan dan proses yang berulang, karena di dunia ini tidak ada yang instan kecuali ind*mie. Continue reading Ajek

Orang Biasa


Bismillaah… Siapa yang tidak tahu Pak Jokowi. Gubernur DKI dan mantan walikota Solo yang sekarang “katanya” sedang menduduki elektabilitas tertinggi untuk menjadi calon presiden RI. Atau siapa pula yang tidak kenal Bu Risma, walikota Surabaya yang sedang hangat dibicarakan di media sosial karena sempat mencuatkan kisah haru pilunya dalam memimpin Surabaya di acara talk show unggulan pada salah satu stasiun TV ternama. Atau barangkali seorang Ridwan Kamil yang masih muda namun sudah terlihat kehebatannya dalam mengangkat nama kota Bandung. Percaya atau tidak, mereka-mereka ini adalah orang biasa. Mereka juga makan nasi putih. Sama-sama diberi jatah 24 jam setiap harinya. Berjalan … Continue reading Orang Biasa

Senyum yang Mulai Hilang


Bismillaah… “Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” Hadits Riwayat At Tirmidzi Entah mengapa tiba-tiba saya teringat sesuatu yang berhubungan dengan “senyum”. Begini… mungkin ada diantara kita yang sering pergi ke bank, atau setidaknya “pernah” bertransaksi perbankan menggunakan jasa teller pada sebuah bank, atau mungkin hanya mampir ke mesin penyetor tunai, atau bahkan hanya sekadar mengantarkan teman pasangan, atau siapapun lah… intinya masuk ke dalam bank. Nah… sadar atau tidak, ketika kita masuk ke dalam ruangan sebuah bank rata-rata pasti merasakan betapa nyamannya suasana di dalam, mulai dari sapaan ramah satpam di pintu masuk, hingga senyum menawan “mbak-mbak” teller yang menyejukkan … Continue reading Senyum yang Mulai Hilang

Lupa

Lupa


“Manusia adalah tempatnya salah dan lupa”, ungkapan tersebut memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Banyak kejadian semisal ketika ada seorang selebritis yang “tidak sengaja” ketahuan berbuat salah, lalu dengan bangganya memohon maklum karena dia adalah manusia biasa yang bisa berbuat salah. Atau barangkali ketika ada seorang pejabat yang terkena kasus korupsi ratusan juta hingga milyaran rupiah, lalu dengan lantangnya kuasa hukum sewaannya mengatakan bahwa hal tersebut wajar mengingat terpidana juga manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan. Bahkan di dalam lirik lagu dengan judul Cintailah CInta yang dibawakan oleh salah satu grup band ternama di Indonesia, juga terdapat intisari dari ungkapan di atas, “Kita takkan bisa berlari dari kenyataan bahwa kita manusia, tempatnya salah dan lupa”. Lalu apa moral ceritanya? Continue reading Lupa

Pengalaman Menarik Ikut MLM


Bismillaah… Teringat masa-masa kira-kira 9 tahun yang lalu, ketika itu saya baru menjadi mahasiswa dan menikmati hari-hari pertama sebagai anak kos. Semula saya mengira bahwa hidup sebagai anak kos itu selalu menyenangkan, karena bisa mempunyai kebebasan untuk bersikap mandiri dan terlepas dari kungkungan orangtua dan keluarga. Apalagi… didukung oleh kondisi kota Bandung dengan udaranya yang dingin dan segar, serasa menjadi tempat yang paling pas untuk memanjakan diri menikmati indahnya liburan setiap harinya. Wajar memang, jika dibandingkan dengan panasnya kondisi udara kota Surabaya, tempat tinggal asal saya, sangat timpang jauh. Jika di Bandung ada kabut pekat yang keluar setiap paginya (waktu … Continue reading Pengalaman Menarik Ikut MLM

Menjadi Lebih Baik dengan Menulis


Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berdiskusi dengan teman. Teman yang saya anggap mempunyai kelebihan dibanding saya dalam hal manajemen waktu, manajemen diri, dan manajemen masalah. Teman yang saya anggap memiliki “ritme” hidup relatif lebih baik daripada saya. Melalui diskusi itu, alhamdulillaah… saya mendapat sesuatu yang luar biasa. Sesuatu yang mungkin akan sangat membantu memberi pencerahan atas “keruwetan” hidup saya selama ini. Ya, saya ini termasuk salah satu orang yang masih merasakan hidup yang kacau balau dan “semrawut”. Atau kalau istilah “londo”nya biasa disebut cruel life, yang saking “kruwel-kruwel”nya sampai ga jelas mau berbuat apa, mau kemana, apa tujuannya, apa … Continue reading Menjadi Lebih Baik dengan Menulis

Be Positive, Ga Pake Tapi-tapian


X: “Aku sayang ama kamu sejak kamu hadir di situ, tapi sekarang kamu tuh ga tau kalo aku sayang kamu, kamu tuh ga pernah… ” (dengan nada agak membentak) Y: “Itu dia masalahnya Gas, aku ga pernah bener-bener tau… Aku nunggu Gas.. nunggu… Tapi akhirnya aku sadar satu hal, kamu ga sesayang itu sama aku…” Ya.. penggalan kalimat di atas adalah sedikit cuplikan dari dialog yang ada pada adegan film Alexandria dan terdapat juga pada lirik lagu “Menunggu Pagi” yang dibawakan oleh grup band ternama asal Bandung, Peterpan. Dialog itu muncul kira-kira pas menit kedua detik ke-19 pada lagu tersebut. … Continue reading Be Positive, Ga Pake Tapi-tapian

Sekarang Adalah Kenangan


Pernahkah Anda ingin kembali ke masa lalu? Pernahkah Anda merasakan bahwa masa lalu Anda adalah jauh lebih indah daripada apa yang Anda rasakan sekarang? Jika pernah, mungkin Anda bukan orang satu-satunya yang mengalaminya. Saya juga termasuk salah satu orang yang bahkan hampir setiap saat selalu teringat apa yang saya alami di masa lampau. Entah karena ingatan saya yang terlalu kuat atau memang saya ini termasuk orang yang “metal” (mellow total) atau mungkin saya saja yang kurang bisa bersyukur dengan kehidupan sekarang… entahlah, belum tahu. Continue reading Sekarang Adalah Kenangan