Panoramic Photography untuk Pemula


Bismillaah…

Para pembaca yang budiman dan budiwati (halah)… #thanks to bu Ratih Dwi Setyaningrum, S.Far (komplit amat) -_-‘ atas usulan kata-kata pertamanya#. Kali ini saya akan mencoba sedikit berbagi dalam hal yang entah kenapa akhir-akhir ini seringkali saya geluti, yaitu dunia perjepretan alias fotografi. Maklum, setelah terkena efek krisis global sehingga harus mengalami “perampingan”, ee walhasil malah punya relatif lebih banyak waktu luang. Yah, walaupun masih pemula dalam dunia fotografi (kalau orang Jawa bilang: seh lagi iso nyekel kamera wae kemaki – baru bisa megang kamera saja belagu), tapi bagi saya tidak mengapa, karena seperti kata orang bijak yang mengatakan: “sombong dulu baru pinter, kalau nunggu sombongnya kapan pinternya”. Tapi saya tidak bermaksud sombong jhe, hanya berbagi pengetahuan saja. Semoga bermanfaat… đŸ˜€

Ok… Seperti yang tertera pada judul, kita akan membahas apa yang disebut sebagai panoramic photography. Asal kata panoramic sebenarnya diambil dari kata “panorama” yang berarti pandangan yang luas atau lebar dari suatu landscape atau representasi ruang tertentu. Kriteria luas atau lebar tersebut sebenarnya bergantung dari sudut pandang mata kita (angle), bukan dari luasnya objek yang tercakup dalam pandangan kita. Jika diistilahkan, maka panoramic itu dihasilkan dari wide-angle, bukan wide-area.

angle vs area
angle vs area

Dalam dunia fotografi sendiri, hasil pencitraan panoramic sebenarnya sudah difasilitasi dengan adanya wide-angle lens dan variannya, seperti fish-eye lens (menghasilkan efek pencitraan yang bulat/spherical seperti mata ikan đŸ˜€ ), yang memang didesain sedemikian rupa agar lensa tersebut dapat menerima citra dari angle yang luas. Namun, kriteria lebar atau luasnya sendiri sebenarnya sangat relatif, belum ada ketentuan khusus mengenai besar sudut minimum bahwa suatu lensa bisa disebut sebagai wide-angle lens atau tidak. Karena setiap lensa pasti mempunyai angle maksimum tertentu, hanya saja besarannya berbeda-beda. Tapi memang kebanyakan orang akan menyebut suatu lensa itu sebagai wide-angle lens jika wide-anglenya relatif lebih besar dibanding lensa-lensa pada umumnya.

Secara garis besar, ada dua (2) cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan panoramic image. Cara yang pertama adalah dengan menggunakan fixed-lens, lensa yang digunakan tentunya adalah yang mempunyai angle-view yang lebar atau luas yaitu wide-angle lens. Cara ini relatif lebih mudah karena hanya memanfaatkan wide-angle-view dari lensa, sehingga kita bisa menghasilkan panoramic image hanya dengan single-shot atau satu kali jepretan saja. Tapi cara ini mempunyai keterbatasan, yaitu dari segi angle-viewnya yang pasti ada nilai maksimumnya. Angle-view yang paling maksimal dicapai oleh wide-angle lens adalah dari jenis fish-eye lens, dengan wide-angle mencapai 180 derajat. Ada lagi keterbatasannya, terutama jika kita kebetulan tidak diberi kelebihan dalam hal finansial, karena lensa-lensa jenis ini relatif sangat mahal harganya đŸ˜€ . Lalu, ada cara kedua yang sebenarnya diilhami dari image hasil jepretan menggunakan wide-angle lens, yaitu rotation. Nah, cara kedua inilah yang akan kita bahas lebih lanjut berikutnya.

Rotation method untuk menghasilkan panoramic image merupakan salah satu teknik composite photography (pengolahan digital image menggunakan lebih dari satu image). Idenya adalah dengan memutar sudut pengambilan image sampai sudut tertentu yang diinginkan. Frekuensi shutter per satu range sudutnya bebas, asal dengan ketentuan image-image yang dihasilkan harus beririsan satu sama lain. Misal, jika kita menginginkan hasil akhir anglenya 180 derajat dengan composite 6 image, berarti masing-masing sudut pengambilan image berselang lebih kurang sekitar 30 derajat. Nah, image-image itulah yang akan digabungkan menjadi panoramic image menggunakan teknik yang disebut sebagai stitching. Satu lagi yang perlu diingat, bahwa yang diputar hanyalah sudut pengambilan imagenya, jadi posisi kamera tidak berpindah.

rotation

Untuk lebih jelasnya, saya akan memberikan contoh bagaimana panoramic image dihasilkan secara step by step. Untuk itu, ada beberapa persiapan yang diperlukan, antara lain:
1. Kamera (wajib)

Ini adalah kamera yang saya gunakan:

Nikon D70
Nikon D70

2. Tripod atau stativ (wajib), agar posisi kamera statis. Model tripod yang diwajibkan adalah yang bisa diputar 360 derajat ke arah samping kiri-kanan.

Ini adalah tripod yang saya gunakan:

Tripod Velbon Mini CX
Tripod Velbon Mini CX

3. Stitcher software (wajib), yang saya gunakan adalah Sticher Unlimited 5.5. Aplikasi ini berfungsi untuk menggabungkan (stitching) beberapa file image menjadi panoramic image.

3. Software pengolah digital image, seperti Photoshop (opsional), untuk pengolah hasil akhir panoramic image.

Berikut adalah rangkaian image yang saya hasilkan menggunakan teknik pengambilan image seperti yang telah kita bahas sebelumnya:

rangkaian image hasil rotation method
rangkaian image hasil rotation method

Seperti yang terlihat pada rangkaian image di atas, bahwa saya menginginkan angle-view dari panoramic image yang dihasilkan nantinya adalah sebesar 360 derajat (karena diputar hingga posisi awal).

Kemudian saya lakukan stitching menggunakan Stitcher Unlimited 5.5. Tidak ada trik khusus dalam menggunakan aplikasi ini, yang saya lakukan hanya memanfaatkan menu standar yang ada. Load Images -> Automatic Stitch -> Equalize All Images -> Render. Untuk render saya pilih yang Cylindrical Image karena hasil akhir yang saya inginkan adalah panoramic image yang terkesan memutar 360 derajat. Sebelumnya, ada yang perlu diperhatikan, bahwa dalam proses stitching dari rangkaian image hasil rotasi pasti ada “distorsi” terhadap bidang horisontal. Maksudnya, panoramic image yang dihasilkan akan melengkung. Hal ini wajar, karena image yang seharusnya tampak perspektif, kita paksa agar tampak “flat“. Untuk mengurangi besar kadar distorsi ini, “denger-denger” sebaiknya kita menggunakan lensa dengan focal length yang normal, yaitu 50mm. Tapi tidak perlu terlalu khawatir juga, karena panoramic image hasil stitching masih bisa kita potong menggunakan image editor seperti Photoshop.

Berikut hasil jadi panoramic image yang dihasilkan:

panoramic image
panoramic image

Setelah dipotong menggunakan Photoshop:

panoramic image
panoramic image

Pemanfaatan panoramic photography sendiri bermacam-macam sebenarnya. Ada yang hanya sekadar dijadikan satu karya fotografi dengan efek unik (panoramic effect termasuk unik), atau ada juga yang memanfaatkannya sebagai panoramic film. Sebagai contoh, di sini akan saya berikan hasil iseng-iseng saya membuat flash .swf dan mockup java ME dengan memanfaatkan panoramic image hasil stitching. Untuk file flash .swf, bisa dibuka di sini. Dan untuk file .jar nya java bisa diambil di sini, tapi belum tested di device sebenarnya, jadi mohon maaf jika nanti programnya tidak berjalan dengan baik atau membuat “ngehang” đŸ˜€ . Bagi yang ingin meminta source code nya, mohon japri saja. Oh iya, program javanya hanya terbatas pada device dengan dimensi layar 320x240pixel saja. Semoga bermanfaat dan tetap semangat. đŸ˜€

screenshot mobile panoramic viewer
screenshot mobile panoramic viewer

12 thoughts on “Panoramic Photography untuk Pemula

  1. Haioh… dulu pas kerja (telco), setiap site (BTS) harus punya foto panoramik 0-330 per 30 derajat, so 1 site ada 12 gambar.

    Sampe bosen ngumpulin dari surveyor (ada 200+ site), terus kalo ada kasus (ada obstacle) harus retreive kembali en ngeliat kembali, dll.

    Untuk stitcher sendiri, algoritmanya berdasarkan pada overlapping part dari gambar. Jadi setiap pengambilan gambar harus ada bagian yang overlapping dengan gambar sebelumnya. <– jangan lupa diterangin tow…ntar nda bisa di-stitch lagi gambarnya.

    Dulu sih pake software dari Canon, pas beli IXUS.

    Like

  2. baiklah, saia tidak akan mengomentari masalah foto, tidak kompeten! (iki kata2 favorit beberapa hari belakangan, ngerti to kenopo?) jadi saia hanya mengomentari “emang kenapa kalo nama saia ditulis komplet???” pesen bakso aja komplet biar kenyang.. :p

    hayo2 ke Jogjaah.. puas2 keun hunting di sinih. apalagi dah ada model yang bersedia di foto gratis *kedip2*

    Like

  3. @semua: hehe…

    @guzand: layar hapeku jg ga nyampe segitu le… đŸ˜¦

    @karduz: siap bro…

    @ratih: tunggu saya di jogja… halah

    @muchlisin: jazakallah pak

    @neng eti: merdekaa…

    @ayub: yo ngene iki pak nek pengangguran, haha

    @melati: mudheng ga mudheng telen aja dulu lah pokoknya, hehe

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.