menandai-waktu

Menandai Waktu


Bismillaah…

Hidup di dunia ini terikat waktu. Usia dari setiap yang hidup akan selalu terkait dengan waktu. Umur dari setiap orang adalah persoalan bilangan waktu. Istilah “sementara”, “sebentar”, dan “tidak abadi” adalah keterangan-keterangan yang menyatakan parameter waktu. Semua yang tumbuh, semua yang berkembang, dan semua yang bermetamorfosis membutuhkan waktu. Bahkan semua yang menantikan kematian, kehancuran, dan kebinasaan juga melibatkan waktu. Ada zaman, ada era, dan ada masa yang menyatakan pergantian periode kehidupan dalam perspektif kurun waktu. Ada pula proses yang terjadi dari setiap yang dihasilkan pasti berjalan tahap demi tahap melalui orde waktu. Ketika hidup, pengetahuan, akal, dan ilmu kita serba terbatas, dan keterbatasan itu sendiri tidak terlepas dari besaran waktu. Hidup adalah waktu.

menandai waktu

Frame Waktu Kehidupan

Kita mengenal adanya satuan waktu universal terkecil yang dinyatakan dalam detik. Satu detik adalah waktu yang dibutuhkan oleh atom caesium-133 untuk memancarkan radiasi sebanyak 9.192.631.770 getaran. Artinya, ada 9.192.631.770 kejadian yang mungkin terjadi dalam waktu satu detik. Apakah itu bilangan terbesar? Kita tahu ada spektrum cahaya yang nilai getaran atau frekuensinya jauh lebih besar daripada nilai tersebut. Ambil contoh nilai getaran minimum spektrum cahaya tampak berada di angka 40.000 GHz. Angka ini setara dengan 40.000.000.000.000 = 40.000 Milyar getaran per detik. Apakah cahaya tampak mempunyai nilai getaran terbesar? Masih ada cahaya-cahaya lainnya yang mempunyai frekuensi jauh lebih besar daripada cahaya tampak, ultraviolet, sinar-X, gamma, dan masih banyak lagi yang belum dan tidak kita ketahui. Apakah ada sesuatu yang frekuensinya di atas cahaya? Wallahualam.

Frame waktu kehidupan bisa sangat banyak, sangat detail, dan sangat luar biasa. Sebanyak bilangan yang sudah tidak bisa kita kalkulasikan lagi. Sedetail sidik jari dari setiap makhluk yang sama sekali berbeda satu sama lain. Dan seluar biasa kehebatan kreasiNya yang sangat sempurna tanpa celah. It is completely beyond of our reach. Sebagai informasi, kamera penangkap foto tercepat di dunia saat ini yang memanfaatkan teknologi STAMP (Sequential Timed All-optical Mapping Photography) diklaim mampu menangkap 4,4 juta frame per detik. Artinya, kita bisa melihat 4,4 juta foto kejadian unik dalam waktu satu detik. Keren bukan? Tapi bandingkan betapa kecilnya angka tersebut jika dibandingkan dengan angka frekuensi spektrum cahaya tampak sesuai penjelasan di atas. Butuh kecepatan trilyunan kali lipat untuk menghasilkan satuan frame waktu yang setara dengan satu getaran cahaya tampak.

Menandai Waktu

Waktu diciptakan untuk merepresentasikan rentetan kejadian di alam semesta. Kejadian satu dihubungkan dengan kejadian lain melalui perantara waktu dalam konteks sekuensial. Kita menjadi bagian dari alam semesta yang tentu saja tidak lepas dari hukum berjalannya waktu. Waktu hidup kita sudah ditentukan olehNya dan dipastikan melalui rangkaian faktor-faktor deterministik yang tidak pernah kita pahami. Tapi kita juga dibekali akal pikiran sehingga kita mampu melihat lebih jernih setiap frame waktu kehidupan yang kita tandai, “menandai waktu”.

  1. Berpikir dan Mengingat
  2. Menandai waktu artinya kita perlu berpikir atas segala hakikat penciptaan. Untuk apa kita diciptakan, kepada siapa kita akan kembali, dan digunakan untuk apa waktu hidup yang telah diberikan kepada kita di dunia ini. Dengan berpikir, maka otomatis kita bisa mengingat. Aktivitas mengingat adalah sesuatu yang berurusan dengan waktu. Nostalgia, mengingat indahnya masa lalu. Dzikir, mengingat segala kebesaran Sang Pencipta yang telah memberikan segala nikmat hingga kita masih “ada” sekarang. Instrospeksi, mengingat kesalahan-kesalahan kita masa lalu dan sekarang agar tidak terulang kembali. Planning, mengingat semua rencana kebaikan untuk masa yang akan datang.

  3. Istiqamah dalam Melakukan Sesuatu
  4. Dengan menandai waktu dalam rentang nilai yang sama artinya kita menentukan periode-periode waktu tertentu untuk melakukan sesuatu secara berulang dan bertahap. Karena pada dasarnya segala sesuatu itu membutuhkan waktu. Allah telah mengajari kita melalui ayat-ayat kauniyah dan qauliyahNya. Bagaimana kita ditunjukkan tentang penciptaan alam semesta yang berlangsung dalam enam masa1. Bagaimana kita diberikan ilmu tentang proses pembentukan embrio manusia dalam tujuh fase2. Bagaimana kita diajarkan tentang menyelesaikan segala urusan satu demi satu secara bersungguh-sungguh3. Dan bagaimana kita diperlihatkan bahwa ayat-ayat AlQuran diturunkan kepada Rasulullaah Muhammad SAW secara bertahap. Tidak langsung seabrek 30 juz seperti yang kita lihat sekarang. Berulang dan bertahap dalam kebaikan, itulah makna ajek atau istiqamah yang sesungguhnya.

  5. Bersabar dan Bersyukur
  6. Menandai waktu kehidupan membuat kita berpikir dan mengingat secara detail tentang suatu kejadian pada suatu waktu. Semakin banyak kita menandai waktu, maka akan semakin bersyukur tentang segala nikmat yang telah diberikan selama ini. Kalaupun ada saat-saat yang tidak berkenan di hati, seperti musibah, kecelakaan, perselisihan, dan sebagaianya, maka kita akan bisa bersabar. Karena jika dirunut ke asal frame-by-frame-nya, tidak ada satu kejadian pun di dunia ini yang luput dari izinNya. Kejadian tersebut hanyalah rangkaian frame waktu kehidupan yang harus kita jalani. Kalau ada yang pernah merasa waktu berjalan dengan sangat cepat. Tiba-tiba sudah mau lebaran lagi. Tidak terasa anak kita sudah besar. Atau tak terasa sudah menjelang tenggat waktunya, padahal belum sempat mengerjakan apa-apa. Berhati-hatilah. Itu artinya kita tidak mengingat setiap frame waktu kehidupan kita dengan baik.

Menandai waktu artinya mengingat setiap langkah kehidupan. Menandai waktu artinya kita istiqamah dalam segala aktivitas. Menandai waktu artinya kita bersabar dan bersyukur atas segala yang terjadi di dunia ini. Kalau setiap frame waktu kehidupan itu selalu kita bawa ke arah kebaikan, maka masihkah kita punya waktu untuk berbuat yang sia-sia?

Disclaimer
Tulisan ini diikutsertakan dalam “#Give Away: Untuk Apa Kau Menandai Waktu?“. Mohon maaf jika tulisannya sangat segmented. Semoga bermanfaat!


Footnote

[1] QS. Al-A’raf 54:
“54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy [548]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”

[2] QS. Al-Mu’minuun 12-14:
“12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.”
“13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).”
“14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”

[1] QS. Al-Insyirah 5-7:
“5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,”
“6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
“7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”

18 thoughts on “Menandai Waktu

    1. Kalo kata orang matematik sih tinggal nambah 1 parameter lagi selain x, y dan z, menjadi (t, x, y, z). Sehingga keberadaan sesuatu itu dinyatakan dalam 4 hal: brp panjangnya, brp luasnya, brp volumenya, dan kapan dia berada. Itulah dimensi keempat, waktu.

      Like

  1. Sangat bermanfaat. Terima kasih banyak sudah berpartisipasi. Meskipun katanya segmented, tapi saya bisa menangkap nilai-nilai universal yang ada dalam tulisan ini. Saya yakin tulisan ini bermanfaat bagi semua yang membaca :)).

    Liked by 1 person

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.