Celoteh Soal Penutupan Gang Dolly


Bismillaah…

lokalisasi-dolly-dan-jarak-resmi-ditutup

Rumah saya di Surabaya berlokasi di kelurahan Banyu Urip. Lokasi ini berbatasan langsung dengan Dolly dan Jarak yang digadang-gadang sebagai lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara. Bahkan SD Negeri Banyu Urip IV tempat saya bersekolah dulu letaknya hanya sekitar 700 meter dari TKP. Percayalah, saya tahu persis kondisinya seperti apa. Bagi yang tidak setuju soal penutupan lokalisasi ini, dengan berbagai alasan, termasuk isu sosial tentang masalah pengangguran eks-PSK dan kawan-kawannya, atau isu yang melarang untuk mengatasnamakan agama terkait ini karena murni menyangkut kehidupan sosial, terlebih lagi yang sontoloyo menyatakan bahwa penutupan lokalisasi ini bukan solusi, mohon pikirkan kembali pertimbangan Anda.

Tidak usah jauh-jauh sampai mempelajari dampaknya terhadap anak-anak dan keluarga kita. Cukup menggunakan analogi biasa saja sudah masuk akal. Orang yang berjualan sebagai PKL liar di trotoar, atau orang yang berhubungan dagang dengannya, sampai kapanpun pasti tidak akan setuju jika lokasi mangkal mereka digusur. Padahal sudah tahu kalau mereka itu salah dan tidak tertib. Apalagi sampai dilegalkan.

Orang yang menganggap bahwa prostitusi itu tidak apa-apa asal tidak mengganggu kehidupan sosial orang lain itu jelas apatis. Orang yang menganggap bahwa solusinya bukan hanya membubarkan lokalisasi, berarti sudah jelas dia menginginkan lokalisasi itu tetap ada. Apalagi sampai dilegalkan.

Lucunya, tidak sedikit yang berpendapat, “sudahlah, daripada ngurusin masalah prostitusi, lebih baik mengurusi masalah korupsi dulu, jauh lebih penting”. Itu kan sama saja seperti, “sudahlah, daripada gembar-gembor anti merokok, lebih baik urusi dulu tuh polusi asap kendaraan, lebih parah itu”. We e e e… mengurusi persoalan besar itu tidak sederhana, apalagi permasalahan negara. Yang bisa kita lakukan adalah menyelesaikannya satu demi satu, mana yang dapat diselesaikan terlebih dahulu sesuai peran masing-masing, dan tentunya saling bersinergi. Lebih bagus jika dapat dilakukan secara modular, berkesinambungan, dan terprogram. Lha kalau yang sebelah sini membersihkan sampah, sementara di tempat lain malah mengotorinya dengan sampah baru, itu kan sama saja bohong.

Terkait pengangguran yang bakal terjadi. Komentar saya, halah lebay. Masih banyak kok profesi halal dan baik yang dapat dikerjakan. Kalau mau menuntut pemerintah, itu sudah beda permasalahannya. Tuntutlah untuk lebih banyak membuka lapangan kerja baru, tentunya lapangan kerja yang baik menurut norma dan legal. Tidak manusiawi? Coba pikirkan lagi apakah yang dilakukan oleh PSK-PSK itu adalah perbuatan yang manusiawi? So, berkaryalah dengan sepenuh jiwa dan raga. Insya Allah bisa. Kita ini bangsa besar, bercita-cita besar, bukan wong cilik yang tidak berdaya, yang seringkali hanya jadi umpan ketika pemilu tiba.

Kepada Walikota Surabaya, Bu Risma, saya sangat mengapresiasi apa yang telah Ibu lakukan. Teruslah berjuang untuk negeri ini Bu. Tetap semangat!!

Mohon maaf jika terkesan berapi-api. Salam… Arek Suroboyo!!!

——————————————————–
– Lokalisasi di Surabaya resmi ditutup, tapi “katanya” kok di Jakarta justru mau dibuka ya… #eh #melawanlupa

8 thoughts on “Celoteh Soal Penutupan Gang Dolly

  1. Tak ada yg bisa diucapkan selain puji syukur dan kerja keras warga setempat serta kepada pemimpin kota, semoga niat baik ini menjadi bekal amal untuk hari akhir kelak.

    Like

  2. blom tau sifat dasar manusia? emang penutupan lokasi semua beres? prostitusi habis sudah? manusia punya akal pak, sekarang masalahnya mereka sedang hilang akal akibat sulit ekonomi, coba lah itu dibantu ekonominya, ga usah lah tutup2 ga efek pak, ada malah satu surabaya ntar pak, keracunan, rehabilitasi dan penanggulangan ekonomi serta bantuan usaha lebih efektif pak.

    Like

    1. saya kan tidak pernah mengatakan kalau sudah ditutup maka akan semua beres… justru ini adalah salah satu solusinya… jika Anda mempunyai solusi yang lain ya monggo diutarakan dan dilakukan… kalau tidak punya solusi ya sama saja… eh, Anda siapa ya?

      terima kasih sudah mampir

      Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.