Bismillaah…
Saya ini suka sekali mengenakan sandal jepit.
Memakainya tidak membutuhkan persiapan yang rumit.
Mendapatkannya pun tidak begitu sulit.
Tinggal berjalan kaki sedikit atau naik brompit1.
Menuju salah satu warung atau swalayan favorit.
Tidak perlu kredit karena murahnya selangit.
Sangat membantu bagi yang sedang mengirit.
Saya merasa nyaman mengenakan sandal jepit.
Mudah memakainya, semudah tiga langkah mencampur susu dan biskuit.
Gampang membawanya, segampang penjumlahan bilangan dua digit.
Tahan air, namun hati-hati karena seringkali licin berdecit.
Satu-satunya jenis sandal yang mempunyai spare part per unit.
Namanya srampat2, harga satuannya Rp. 1500, murah bingits3.
Bahannya karet, tidak membuat lecet dan alergi di kulit.
Saya bersyukur ketika mengenakan sandal jepit.
Dapat menjadi pengingat akan masa-masa sulit.
Juga pengingat untuk tidak sombong walaupun sedikit.
Karena bagaimanapun juga hidup ini hanya sekadar transit.
Tidak seperti kebanyakan para elit yang sedang sakit.
Menumpuk-numpuk harta hingga berbukit-bukit.
Tapi yaa… semoga saja negeri ini cepat bangkit.
Sandal jepit…
Alas kaki dengan peringkat kehormatan paling buncit.
Padahal dialah yang sering menemani kita berwudhu di masjid.
Apakah Anda masih menggunakan sandal jepit?
—————————————————————————
1 brompit = bahasa Jawa populer untuk sepeda motor
2 srampat = bagian tali sandal jepit yang biasanya terbuat dari karet
3 bingits = istilah gaul yang sering dipakai untuk menyatakan “banget” atau “sangat”
Kenapa Ndik kok sebut sebut nama saya? 🙂
Puitis nih sandal jepitnya.
LikeLike
wkwkwk… lama bingits ndak keliatan Sand? 😛
LikeLike
btul kita tidak saling melihat selama hampir 7 taun Ndik 😀
LikeLike
Ke masjid tetap pake sendal jepit dong. Tapi sendal jepit branded. 😎
LikeLike
iya… kalo pake sandal bagus pasti langsung lenyap… miris…
LikeLike
“Saya bersyukur ketika mengenakan sandal jepit.
Dapat menjadi pengingat akan masa-masa sulit”
oow shit saya rasa hidup saya masih sulit, kemana2 msh sering pk sendal jepit 😦
LikeLike
hahaha… curhit nih ceritanyit?
disyukurit saja bro… 😀
LikeLike