daripada daripada mendingan mendingan

Daripada Daripada Mendingan Mendingan


Bismillah…

Ah.. sepertinya saya tidak tahan juga untuk tidak menulis terkait aksi tanggal 4 November 2016 hari ini. Bukan bermaksud ikut meramaikan linimasa media sosial yang.. ya begitu lah. Tapi minimal sedikit menorehkan catatan ga penting bersamaan dengan peristiwa yang jarang-jarang terjadi ini. OK. Siap-siap…

daripada daripada mendingan mendingan
Ini BUKAN foto aksi yang terjadi hari ini ya. Foto ini saya ambil pada saat demo (lupa demo apa) pada tahun 2010. Sebagai ilustrasi pendukung saja.

Sebelumnya, saya INGATKAN, mungkin postingan kali ini agak-agak mengandung unsur SARA, tapi semoga tidak menyinggungnya. Karena pada dasarnya kita ini memang dilahirkan berbeda. Mungkin kita satu suku, tapi belum tentu seagama. Mungkin kita satu bangsa, tapi belum tentu satu bahasa. Mungkin juga kita memiliki perasaan yang sama, tapi belum tentu bersatu dalam ikatan keluarga. #eaaa

Khususnya mohon maaf juga untuk teman-teman yang berbeda agama atau yang seagama tapi tidak sepemahaman. Mungkin ada beberapa poin di postingan ini yang membuat Anda tersinggung atau tidak enak hati. Gpp… dibaca boleh, tidak juga tidak mengapa. Saya pribadi selalu berharap dan berdoa agar apa-apa yang saya tulis ini tidak menyinggung siapapun.


Daripada Ngurusin Agama, Mendingan…

Sebelumnya, kita sepakat dulu ya. Bahwa urusan agama itu pengertiannya sangat luas, termasuk mengatur hubungan antara Tuhan dengan makhlukNya, juga hubungan horizontal antar makhluk-makhlukNya. Kalau ini belum sepakat… gpp. Tidak perlu dipaksakan.

Yang kedua, mengapa ada yang namanya agama di dunia ini? Kok bisa ya? Apakah agama muncul begitu saja, ataukah hasil rekayasa pemikiran dan kebudayaan manusia yang berlangsung hingga berabad-abad tumbuh dan berkembang menjadi suatu paham holistik yang disebut agama? Rasanya tidak mungkin. Pasti ada “sesuatu” yang Maha Dahsyat yang mengatur itu semua dan menurunkannya menjadi pedoman-pedoman hidup manusia. Mengapa manusia butuh pedoman hidup? Karena pada dasarnya manusia itu “bodoh”, ga ngerti apa-apa. Bandingkan saja dengan hewan-hewan yang mungkin sudah lebih dulu menempati bumi ini. Begitu lahir, otomatis dengan instingnya langsung bisa mengenali alam sekitar. Dengan instingnya pula otomatis bisa bertahan hidup. Lha kita? Bayangkan saja kalau lahir ceprot trus langsung dibuang ke hutan belantara tanpa orangtua. Tapi… manusia diberi kelebihan kemampuan berevolusi yang disebut BELAJAR. Karena belajar membutuhkan bahasa, tentu saja pedoman-pedoman hidup yang tadi kita bahas bahasanya juga seharusnya dimengerti oleh manusia, walaupun pada pelaksanaannya banyak terjadi multitafsir. Wajar, itulah keindahan dialektikaNya.

Nah, itulah mengapa bagi agama tertentu, Islam khususnya, pedoman itu ya memang berupa pedoman untuk keseluruhan hidup, baik di alam dunia maupun di alam setelahnya. Bukan parsial. Tapi menyeluruh, syumuliyah. Sehingga, tidak bisa kalau umat Islam disuruh memisahkan pembahasan soal politik dengan agama. Jangankan politik, mau masuk kamar mandi saja ada pedomannya, mau (maaf) buang air saja ada aturannya.

Terkait aksi yang akan terjadi hari ini, sudah barang tentu ada hubungannya, walaupun sebenarnya intinya bukan terkait politik. Tapi tetap saja, yang diklaim terkena kasus “pelanggaran teritori agama” kan pejabat pemerintah dan tokoh politik. Ujung-ujungnya nyambung juga tho. Kalau ada yang bilang, “ngapain sih alat suci dipakai sebagai ayat politik?“… eh kebalik, “ngapain sih ayat suci dipakai sebagai alat politik?“. Ya memang pedomannya menyatakan begitu bro. Allah maunya begitu. Semua urusan di dunia ini ya urusannya agama. Ga bisa tidak. Jadi, aksi yang akan terjadi hari ini, mau ada kaitannya dengan politik atau ga ada kaitannya, ya gpp. Sama saja. Setidaknya itu keyakinan yang saya pahami. Bagaimana menurut agama yang lain? Itu bukan wilayah saya. Kalau memang bertentangan, mohon hargai sebagai perbedaan, asalkan tidak saling memaksakan.

Daripada Ikutan Demo, Mendingan…

Bagi saya, selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa, termasuk aksi yang akan terjadi hari ini. Ada yang pro dan kontra itu sudah biasa. Ada yang setuju dengan adanya aksi hari ini. Ada juga yang tidak sepakat dengan argumentasi macam-macam. Termasuk argumentasi yang menurut saya kurang tepat dan tidak diletakkan pada tempatnya. Contohnya, “Daripada ikutan demo, bikin macet, mendingan nyari duit buat anak istri.“. Ada juga yang menyatakan, “Bayangkan, energi yang begitu masif, daripada buat demo, mendingan buat membangun rumah bagi orang-orang miskin.“.

Menurut saya, kita sebaiknya proporsional saja. Satu kejadian tidak mungkin berbarengan dengan kejadian yang lain dengan subjek dan objek yang sama. Dan kita tidak terlepas dari takdir Allah atas semua yang terjadi. Bahkan termasuk daun yang jatuh dari pohonnya sekalipun tidak terlepas dari takdir Allah. Kalau Allah menakdirkan ada aksi hari ini, itu artinya ya memang ditakdirkan demikian. Tidak usah berandai-andai dalam hal takdir. Ga ada gunanya. Justru yang menurut saya bisa kita lakukan adalah menarik manfaat, hikmah, ibrah, atau apapun lah namanya dari setiap kejadian yang ditakdirkan oleh Allah.

Allah Menjaga Dengan TakdirNya

Yang pertama, aksi yang akan terjadi hari ini, kalau memang terjadi, mungkin merupakan salah satu atau sebagian kecil yang mengiringi sunnahNya yang berbunyi, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” — QS. Al-Hijr 9. Karena Allah sendiri yang mengatakan demikian, ya wajar kalaupun aksi yang akan terjadi hari ini menjadi salah satu takdir yang berjalan atas izinNya untuk mengukuhkan firmanNya agar selalu terjaga hingga kiamat tiba. Mungkin lho ya. Mohon maaf jika saya salah mengerti dan gagal paham.

Ajang Silaturahim

Yang kedua, saya sih ambil positifnya saja. Banyak saudara-saudara dari seantero nusantara berkumpul di Jakarta hari ini sekalian menjadi ajang silaturahim satu sama lain. Barakallah. Kita tahu kan, kalau silaturahim itu bisa membuka rizki dan mempererat tali persaudaraan. Apalagi dihadiri oleh para ulama dan tokoh-tokoh penting di masyarakat. Wah, bisa-bisa nular tuh popularitas ilmu dan keberkahannya. Aamiin.

Jadi, sebenarnya ga ada isu yang gimana-gimana soal aksi hari ini. Lha wong judulnya aksi damai kok. Semoga tetap damai sebelum dan sesudahnya. Saya sih berharap bahwa saudara-saudara kita yang hadir di Jakarta benar-benar dari dorongan hati nurani yang paling dalam, bukan atas dasar emosi. Semoga dimudahkan dan diberi kemenangan atas kedzoliman dari mana pun datangnya, termasuk dari diri sendiri. Bagi yang ga ikut juga gpp, mungkin punya alasan lain yang lebih urgent untuk dilakukan. Yang penting tetap dalam koridor menjaga kesantunan dan akhlak yang baik. Tunjukkan kalau agama ini memang benar-benar baik. Kalau kata seorang teman, “Sudah sudah… yang ikut ya ikut, yang enggak ya enggak, jangan ikut yang enggak-enggak.“. Bagaimana dengan yang punya blog ini? Ikut apa ngga? Eits… rahasia. 😎

Barakallahu..

26 thoughts on “Daripada Daripada Mendingan Mendingan

  1. kemarin waktu pengajian, kadar cemburu orang itu beda beda,,, ada yg cemburu buta, ada yg cemburunya kalem aja, ada yg ngga cemburu sama sekali… jadi yaaa gitu…
    apa dach intinya hahaha,,, intinya saya cemburuan orangnya hahaha…

    semoga tetap damai aksinya dari awal sampai akhir,,, dan nanti selepas magrib waktu aku pulang kantor ngga ada kendala hehe…

    Liked by 1 person

  2. Betul, yang namanya pendemo gabisa “daripada daripada mendingan mendingan” itu hanya berlaku bagi kita yang gak ikutan berdemo dan bilang “daripada demo mendingan anu…”karena para demonstran juga sudah niat melaksanakan demo dan lagi pemerintah sudah menyilahkan untuk berdemo, polisi juga dilibatkan agar aksi demo ini tertib. Saya sendiri berharap demonstrasi ini tidak terjadi aksi-aksi anarkis. Amiin semoga…

    Liked by 1 person

  3. Nah, iyaa.. semoga aksi yang direncanakan damai berujung damai, semoga setelahnya lingkungan sekitar yang dipakai aksi nggak carut marut, semoga nggak ada sampah bertebaran, semoga nggak ada tanaman rusak, semoga tukang nasi bungkus, tukang es campur disekitar tempat aksi pada laku.. 😀
    Artikel kece kesekian tentang 4 november yang saya baca.. Salam Kenal Mas Taufiq.. ^^

    Liked by 1 person

  4. Semoga aspirasi yang ingin disampaikan bisa tersampaikan dengan baik, terus bisa didengar oleh yang dituju, hehe. Namanya demonstrasi dan unjuk rasa sih bagi saya sah-sah saja ya, asal nggak ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan lain dan murni untuk menyuarakan pikiran. Semoga di akhir nanti ada yang terbaik bagi semuanya, supaya semua orang bisa berbahagia, hehe.

    Liked by 1 person

  5. Aku tinggal gak sampe 2 kilo dari ring 1. Hadeuh. Tadinya suami yg mau ikutan sholat Jumat saja di istiqlal. Tapi jalanan menuju istiqlal, massa udah pada gelar koran dan sajadah saking penuh orang. Jadi soljum dan maksi di hotel Borobudur. Semoga aman2, ketar ketir juga ini.

    Liked by 1 person

  6. Icon imo-nya dr kmarin muncul mulu mas Andik 😁.

    Cinta ga ikut mas, cuma ikut mndoakan,smga kali ini Allah mentakdirkan yang terbaik, dan ga ada lagi penghinaan meskipun hanya scra sindiran halus terhadap Al-Quran ku, aamiin. Cinta terlalu mencintainya. *maaf kl komen-nya mengandung SARA 🙏

    Liked by 1 person

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.