Mengucap Selamat Ulang Tahun… Bolehkah?

Bismillah…

A: Met ulang tahun ya Bro, wish you all the best…

B: Maaf Bro. Saya tidak merayakan ultah.

A: Lho.. kenapa Bro?

B: Karena di dalam ajaran agama yang saya pahami tidak ada tuntunannya secara spesifik dalam hal merayakannya.

A: Ooo begitu. Kalau gitu saya mohon maaf ya.

B: Eh… ga perlu minta maaf segala Bro. Santay aja… tidak merayakan bukan berarti tidak memperingati.

A: Wah, bagaimana maksudnya Bro?

B: Begini. Menurut saya, ‘merayakan’ itu pengertiannya hanya terbatas pada aspek seneng-senengnya aja. Berbahagia telah merayakan suatu momen. Entah itu kemenangan, keberhasilan, atau kegembiraan atas tercapainya sesuatu seperti pencapaian bilangan umur pada saat ulang tahun. Sedangkan kalau ‘memperingati’ itu cakupannya lebih dalam. Bisa terdapat unsur kebahagiaan, juga ada rasa was-was yang menyertainya. Bahagia karena bersyukur telah dikaruniai umur yang bermanfaat sehingga sampai saat ini masih bisa merasakan nikmatnya hidup di dunia ini. Was-was karena dengan bertambahnya bilangan umur, maka sudah pasti usia akan semakin senja dan semakin mendekat ke arah kematian. Dan kita pun juga tahu, sebaik-baik pengingat adalah pengingat akan kematian. Jadi lebih balance. Begitu bro.

A: Baiklah Bro. Sekarang saya mengerti.

B: Jangan khawatir Bro. Ga perlu stop mengucapkan selamat ulang tahun ke saya juga gpp Bro. Bagaimanapun juga ucapan yang ente ucapkan seperti tadi itu kata-kata yang baik bukan. Harapan atas kebaikan terhadap sesuatu. Dan saya anggap itu sebagai sebuah doa.

A: Semoga kita bisa terus saling berbagi ilmu yang bermanfaat seperti ini ya Bro.

B: Aamiin…

---

Terima kasih buat temen-temen yang sudah mengucapkan dan menyampaikan pengharapan atas kebaikan terhadap suatu hal. Saya anggap semua itu sebagai doa. Semoga menjadi barokah buat kita semua. Aamiin

Alhamdulillaah… Lahaula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil adhim.