botol kosong

Botol Kosong


Bismillah…

Lebaran a.k.a Hari Raya Idul Fitri belum lama bergulir ke bumi. Tak lupa kita menyempatkan untuk beranjang sana anjang sini. Bertemu dalam jabat hangat menjalin silaturahmi. Ada karib, ada sohib, ada kerabat, ada sahabat, ada teman, ada mantan, ada sanak juga famili. Semua melebur menjadi satu dalam momen yang penuh arti. Tentu yang paling utama adalah sujud sembah syukur kepada Ilahi. Disertai ciuman pada tangan yang begitu mulia dari kedua orangtua yang selalu menanti. Mengusap sedikit basah di pipi mengingat jasa-jasa mereka yang tak pernah terbalaskan walau dengan mengejar dunia sampai mati. Semoga kita semua bisa meraih kata “kembali” di hari nan fitri.

botol kosong

Gaes!! Bagi yang mudik mungkin sekarang sedang mengalami arus balik tahap pertama di liburan lebaran tahun ini. Yang sabar ya… hati-hati! Ga perlu terlalu terburu-buru untuk sampai ke rumah. Ga perlu emosi kalaupun macet di mana-mana. Namanya juga lebaran. Dinikmati saja. Jarang-jarang kan bisa beramai-ramai menikmati jalur perjalanan mudik yang “yaa begitulah”. Toh tahun depan belum tentu kita masih diberi kesempatan menikmati suasana serupa. Lagipula, ya masa kemarin sudah maaf-maafan, eh sekarang malah saling beradu ego di jalanan. Jangan sampe ya bro… yang penting mah selamat saja.

Ngomong-ngomong soal maaf-maafan, sekali lagi semoga dosa-dosa di antara kita telah melebur satu sama lain dan diampuni oleh Allah SWT. Kalau kata temen saya, “0 – 0 ya bos!”. Bersih. Jernih. Clean and clear **bukan iklan shampo. Seperti layaknya bayi yang baru lahir dari rahim ibunya. Masih unyu-unyu-nya gitu. Aamiin.

Hati Kita Seperti Botol Kosong

Selepas Idul Fitri, hati kita ini seperti sebuah botol kosong. Dari yang sebelumnya berisi penuh dengan cairan-cairan kotor yang menodainya, kini hati kita tampil beda menjadi hati baru yang bening. Digosok dengan amalan-amalan Ramadhan selama sebulan penuh. Dibersihkan isinya dengan saling maaf-memaafkan kekhilafan satu sama lain. Dan semakin dikinclongkan dengan seruan takbir ke seluruh penjuru alam memuji atas kebesaran Tuhan. Tak ada noda **bukan iklan deterjen. Tak ada kotoran yang menempel. Makanya jangan sampai menodainya lagi.

Sebagaimana sunnahnya sebuah botol kosong, rasanya aneh kalau botol kosong hanya tetap dibiarkan kosong. Yaa tetap bersih sih, tapi jadinya ga berguna. Kalaupun mau dipake buat hiasan ya masa kosong. Mbok ya ada miniatur kapalnya gitu kek. Atau minimal ada pasir putih dengan beberapa mutiara dan cangkang kerang di atasnya. Atau kalau perlu dikasih ikan cupang halfmoon dan crown tail yang entah kenapa dari dulu sukanya berantem aja. Ga capek apa ya.

Nah kan, jadinya tetap bukan botol kosong. Kalaupun ada botol hiasan yang terlihat kosong, percayalah itu bukan botol kosong. Melainkan ada isinya. Biasanya isinya berupa sedikit hawa panas dan tiga permintaan. Hehehe

Yang Penting Isinya

Bagaimanapun model dan bentuknya, yang penting isinya.” — 🙂

Yang namanya botol ya begitu itu. Ada yang besar. Ada yang berukuran mini. Ada yang kotak. Ada juga yang lonjong bulat. Ada yang terbuat dari plastik. Ada pula yang berbahan kaca beling. Semua bahan, model, dan bentuk hanyalah variasi sunnatullah. Tapi, tidak akan pernah bisa mengubah isinya. Justru isinya lah yang menjadi penanda identitas sebuah botol. Karena yang dicari orang adalah isinya, bukan botolnya.

Begitu pula yang menentukan harganya. Jika botol diisi dengan air putih kemasan, maka botol akan seharga air mineral yang berkisar antara dua ribu sampai lima ribu perak. Jika diisi dengan air susu dibalas dengan air tuba, maka harganya mungkin naik jadi belasan hingga puluhan ribu rupiah. Jika diisi dengan madu asli, mungkin bisa mencapai ratusan ribu. Bagaimana jika diisi dengan minuman anggur (wine) yang sudah berumur ratusan tahun? Bagaimana kalau diisi dengan parfum berkelas yang baca merknya aja susah sampe bibir dimonyong-monyongkan? Beuh… mungkin bisa puluhan juta kali yes. Nah, bisa dikira-kira sendiri kan ya berapa harganya botol yang berisi air got berwarna hitam pekat yang sudah tercampur limbah rumah tangga, kain gombal yang sudah membusuk, dan sekumpulan uget-uget karena telah menggenang terlalu lama. **kenapa jadi jorok begini yak :mrgreen:

Mumpung Habis Lebaran

Untuk itulah, tidak ada salahnya mari kita isi hati ini dengan “cairan-cairan” yang baik, bersih, dan bernilai tinggi. Mumpung baru habis lebaran. Mumpung belum banyak dosa yang terlanjur masuk ke dalam botol qolbu kita. Sudahlah, sebisa mungkin ga usah pake acara saling mengotori isi botol sesama. Apalagi sampai membuat botol kita menjadi bom molotov yang siap diledakkan kapan saja. Sabar.. sabar… sabar. Kalau suasana panas menghadang segarkan saja dengan teh botol S*sro. **malah iklan -_-‘

20 thoughts on “Botol Kosong

      1. Hmm… apa ya kalo gitu. Saya juga udah berkali-kali komen kok. Beneran dah. Malah beberapa kali dapet notif, “can’t allow duplicate comments”. 🙂

        Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.