blog ga terasa andik taufiq

Ga Terasa


Bismillah…

Sebelumnya, semoga Anda semua mendapat keberkahan yang luar biasa di bulan Ramadhan yang suci tahun ini. Semoga sabar dan syukur juga senantiasa ada di dalam setiap langkah kita menjalani kehidupan di dunia yang “katanya” serba ruwet ini. Apa kabar puasamu? Semoga lancar dan dimudahkan ya. Ikut mendoakan deh biar sakinah mawaddah warahmah. **eh, maaf salah redaksi #efekpuasa

blog ga terasa andik taufiq

Ngomong-ngomongga terasa ya sudah masuk di 10 hari terakhir. Artinya, kita sudah menjalani lebih dari sepertiga dari keseluruhan hari-hari di bulan Ramadhan tahun ini. Mungkin sudah ga terasa lapar dan haus yang setiap hari kita jalani. Mungkin juga ga terasa bagaimana kita menahan sedemikian rupa agar bukan hanya puasa kita yang tidak batal, tapi juga berusaha agar pahala puasa kita tidak gugur. Eh tapi tunggu dulu, beneran ga terasa? Wah, ati-ati sob! Bisa jadi ketidak-berasaan kita ini bukan tanpa alasan. Mungkin disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:

  • Hubbud Dunya
  • Hubbud dunya atau wahn atau cinta dunia adalah penyakit umum yang hampir semua dari kita mengalaminya. Terlalu cinta terhadap dunia dan seisinya, dan takut meninggalkannya walau hanya secuil. Saking cintanya, sampai-sampai hanya ada kata “sibuk” dan “ga sempat” yang biasanya kita gunakan sebagai alasan atas apapun. Mau sholat tepat waktu katanya tanggung, masih sibuk kejar deadline. Mau sedekah katanya bentar, nunggu pas lewat ke TKP. Mau mengunjungi teman yang sedang sakit katanya ga sempat, nanti aja mampir ke rumahnya kalau sudah sembuh. Dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Intinya, seakan-akan yang jadi fokus hanyalah kerja, kerja, kerja **maaf pak Jokowi, ini di luar konteks slogan kabinetnya Bapak 😀 . Atau uang, uang, dan uang.

    Biasanya, kalau sudah begini, kebanyakan orang akan jadi lupa. Yaa sebab umumnya yang menjadi penyebab kita lupa tidak lain dan tidak bukan hanyalah urusan dunia. Agak gimana gitu ya. Kalau dilihat-lihat, terutama pas sekitar jam 4 an, atau menjelang waktu buka puasa, di jalanan seakan-akan kok ya makin brutal aja orang-orang. Sudah jalanan macet. Semua orang ingin buru-buru sampai di tujuan. Sehingga pada lupa kalau lagi puasa. Kalau lupanya ga sengaja minum es campur + duren montong mah enak. Apalagi ditambah irisan kelapa muda dan dilumuri sedikit madu di atasnya. Mmmh… seger banget. #eh

    Ya begitu itu, kalau sudah berurusan dengan dunia memang segalanya nampak serba terburu-buru. Padahal ya ga kemana-mana. Suka memperhatikan ga.. kalau di luar sana adaaa aja orang yang sepertinya semua urusannya itu selalu lancar. Serba beres semua. Padahal ya kelihatannya nyantai. Ga terlalu ngoyo. Sama-sama diberi waktu 24 jam sehari. Banyak waktu untuk acara bersama keluarga. Yaa… mungkin itu yang disebut sebagai keberkahan umur. Karena panjangnya umur tidak semata-mata ditentukan oleh bilangan tahun dimana orang itu hidup, tapi seberapa berkah hidupnya. Bagaimana biar berkah? Yaa usahakan selalu ingat. Ingat apa? Ingat Tuhan dan akhiratmu. Btw, sekarang udah puasa hari ke berapa ya? Doh!!?

    ga terasa blog andik taufiq

  • Bagaimana Akhiratmu?
  • Biasanya, kalau urusan dunia kita berantakan, yang patut dipertanyakan adalah bagaimana urusan akhirat kita. Bagaimana urusan hati kita? Sudah tenang belum? Apa kira-kira yang menyebabkan galau? THR? **sama sih. Utang yang ga lunas-lunas? **sama itu mah -_-‘. Tapi kan, ya itu-itu aja sebenarnya kalau dipikir-pikir. Soalnya “katanya” kalau duniamu berantakan, coba periksa akhiratmu. Begitu pula sebaliknya. Karena dua hal itu seharusnya berjalan beriringan.

    Jadi ga usah iri kalau lihat ada orang kaya. Rumahnya mewah. Ada beberapa yang dikontrakkan. Banyak duit. Sering sedekah di mana-mana. Jumlahnya banyak lagi. Wajahnya bagus tenan. Badannya sehat karena sering olahraga. Jarang sakit. Istrinya 3. Cantik-cantik pula. Ga pernah terlihat stres. Semua urusannya terlihat lancar jaya. Murah senyum. Dengan tetangga dan orang tak dikenal baiknya minta ampun. Anaknya banyak. Pinter dan nurut semua lagi. Jangan iri ya. Apalagi dengki. Ga baik itu. **ngasah pisau :evil:.

    Kita tidak tau saja bagaimana sikapnya dalam menyikapi kehidupan akhiratnya. Jangan-jangan dia tidak pernah melewatkan satu kali malam pun tanpa tahajud. Jangan-jangan dalam setiap langkahnya selalu ada nama Allah yang disebut. Jangan-jangan dalam setiap senyumnya dia selalu ingat akan maut yang siap menjemput.

    Semoga kita bisa menjadikan dunia ini sebaik-baik tempat persinggahan, dan akhirat sebagai sebaik-baik tempat tujuan. Aamiin.

  • Bagaimana Hubungan dengan Kedua Orangtuamu?
  • Menjaga hubungan baik dengan orangtua itu mutlak hukumnya. Kalau ga baik, sudahlah, dijamin bakal rusak segalanya. Ga akan ada keberkahan pada setiap aspek kehidupan. Termasuk di dalamnya segala kehidupan dan segala isinya pasti menjadi ga terasa. Apalagi sampai durhaka. Naudzubillah.

    Bagi yang orangtuanya masih hidup dan tinggal berdekatan, bersyukurlah. Sekarang lah waktunya untuk berbakti. Ajak ngobrol, ajak jalan-jalan, bahagiakanlah mereka selayaknya kita dulu dibuat bahagia semasa masih anak-anak. Bagi yang orangtuanya masih hidup tapi jauh, bersyukurlah. Kita masih bisa ngajak ngobrol walaupun via telpon. Sering kirimi hadiah agar mereka tetap bangga dengan anaknya yang telah sukses. Bagi yang orangtuanya sudah meninggal, bersyukurlah. Kita masih bisa mendoakannya. Karena doa anak sholeh/sholehah akan terus terbawa sampai ke alam kubur. Contohlah Dory yang dengan kebaikan hatinya dan naluri berbaktinya kepada kedua orangtua, menjadikan kehidupannya berkah. Dikelilingi teman-teman yang luar biasa, walaupun menderita short-term memory loss. **malah mbahas film

    Astaghfirullah.. baru inget, hari ini belum nelpon. Buk… ngapurane yo Buk!!

  • Jarang Silaturahim
  • Bagi beberapa orang, mungkin acara bukber (buka bersama) adalah acara rutin tahunan yang “gitu-gitu aja”. Ga hadir juga gpp lah. Apalagi kondisi jalanan pasti macet berat. Belum lagi pasti ngantri booking tempat makan. Belum tentu dapat lagi. Beuh. Tapi, kalau niatnya adalah silaturahim, ini penting banget bro. Ingat… silaturahim bisa melancarkan rizki. Silaturahim bisa mendatangkan keberkahan. Silaturahim bisa melebur dosa-dosa antara kita yang telah lama tidak bersua.

    Ga perlu malu bagi yang masih jomblo. Ga perlu minder juga bagi yang belum punya momongan. Apalagi bagi yang merasa belum sukses. Justru dengan silaturahim-lah kita bisa membuka relasi, koneksi, basa-basi, atau bisa jadi calon teman hidup yang serasi. #eeaaa

    Jadi.. kapan bukber? **terserah. Tempatnya di mana? **saya ngikut deh.

13 thoughts on “Ga Terasa

  1. Cetarrr! aku serasa dicambuk baca posting ini, padahal sampe sekarang belom pernah ikutan bukber tp kok teraweh masi bolong2 juga…

    Dzikir aku juga kalo lagi kesulitan doang, jalanan macet gitu baru dzikir tahajud juga kalo lagi ada masalah berat doang (gitu berharap enteng jodoh dan dilancarkan segala gala)hikss…

    Yaudin yuk mas andik kapan kita bukber #laah

    Liked by 2 people

    1. Hehehe.. ini sebenernya curhat pribadi yang dibungkus postingan kok, mbak Rani. Sama juga kondisinya, 11 12. Yaa semoga di akhir Ramadhan tahun ini bisa lebih barokah lah. Aamiin.

      Haha.. malah ngajak bukber. Udah mau mudik. 😀

      Like

  2. *Ngomong2 bukber, sya barusan bukber sma the campus geng mas, menyenangkan, kocak, dan yang pasti ga berhenti ketawa. Minggu kmrin sm relasi krja, bsok sm tmn main, mgkn nanti kl pulkam sm tmn2 alumni sekolah SD dan SMP. Ada hal yang tak bisa berubah, “persahabatan akan tetap kekal meski rambut kita beruban.

    Liked by 1 person

      1. Yups, bs dibilang sprti itu, sangat sangat menyenangkan. 😄

        Tulisannya menarik, kl diperhatikan gaya penulisan mas yg satu ini mirip dg penulis inspiratif idola Cinta mas “Ahmad Rifa’i Rif’an” mengenai “Hubbud Dunya” tulisannya saingan sma tulisan beliau “Tuhan, maaf kami sedang sibuk” chapternya brjudul “Sufi Berdasi”. Beliau malah masih optimis bhwa di Indonesia msh bnyak para sufi berdasi itu. 😁

        Liked by 1 person

      2. Duh… da saya mah apa atuh… jauh lah kalo dibandingin penulis terkenal seperti beliau mah. Tapi ikut mengaminkan doanya saja. Semoga bangsa ini segera diangkat dari segala keterpurukan yang melanda. Kalau memang bingung mau mulai dari mana ya mulai dari kita sendiri saja. Aamiin.

        Liked by 1 person

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.