ingat 5 perkara sebelum 5 perkara isra' mi'raj

Ingat 5 Perkara Sebelum 5 Perkara


Bismillah…

Mungkin sudah buanyak yang membahasnya. Mungkin juga sudah buanyak yang mengulasnya. Di ceramah-ceramah jumat juga sering dikhotbahkan. Di pengajian ibu-ibu mungkin sudah sangat mafhum diperdengarkan. Tapi, tidak ada salahnya berbagi hikmah berbagi berkah. Tetap saling mengingatkan tentang ibrah dan mauizah. Bukankah dakwah itu seharusnya memang indah.

Yuk.. mari kita mengingat 5 perkara berikut ini, sebelum datangnya 5 perkara pasangannya.

  1. Sehat Sebelum Sakit
  2. Pada dasarnya manusia itu memang tempatnya salah dan lupa. Ketika sakit begitu ingat akan Sang Pencipta. Tapi ketika sehat datang, seakan lupa segalanya. Padahal kesehatan itu adalah karunia. Yang wajib kita jaga sebaik-baiknya. Pun tidak ada jaminan kita sehat sepanjang masa. Sayang kan kalau sehat disia-sia.

    Coba bayangkan, satu hal saja yang agak sepele, sakit kepala misalnya. Mau dipake baca-baca pasti ga enak. Mau dipake kerja juga ga bisa mikir dengan tenang. Mau bepergian rasanya pasti nggeliyeng. Mau ibadah saja cenat-cenut ga bisa khusyuk. Serasa ga ada “jiwa”nya gitu. Padahal segala aktivitas kalau tidak ada “jiwa”nya itu yaa seakan-akan seperti melakukan hal yang sia-sia saja. Ga enak kan.

    Bandingkan kalau pas lagi dalam kondisi sehat wal afiat. Badan seger buger. Pikiran jernih cemerlang. Otak sedang fresh-fresh-nya. Eh… malah pinginnya dipake santay kayak di pantay. Just sitting, a little talking, and doing nothing. 😀 Sayang kan… #nampardirisendiri

    ingat 5 perkara sebelum 5 perkara cat kucing
    Source: http://ilikestarwars.tumblr.com/post/9049356511/cat-cinemagraph

  3. Muda Sebelum Tua
  4. Pernah mendengar slogan populer seperti ini?

    Muda foya-foya. Tua kaya raya. Mati masuk surga.

    Ideal sih. Semua orang juga pinginnya begitu. Lahir ceprot langsung terpenuhi semua kebutuhan. Masa kanak-kanak langsung tercapai semua keinginan. Ketika dewasa langsung tergapai semua kenikmatan. Wenak tenan. Mungkinkah? Ya mungkin saja jika Allah berkehendak. Tapi kan sunnahNya juga ga gitu-gitu amat. Yang jelas Allah itu Maha Adil.

    Mau foya-foya kayak gimana juga pasti akan bosan. Mau kaya raya seperti apa juga pasti bingung mau diapain lagi. Mau ngejar surga sampai puncak tertinggi juga ga akan jelas sampai sejauh apa. Kalaupun sudah dapat surga terus mau apa? Satu-satunya yang ga bikin bosan di hidup ini hanyalah berkarya dengan sungguh-sungguh dan ikhlas beribadah kepadaNya. Satu-satunya hal yang tidak bikin bingung mau diapain lagi hanyalah memberi manfaat kepada sesama. Dan satu-satunya yang bisa membuat tujuan kita paripurna hanyalah perjumpaan kita dengan Ilahi Rabbi Sang Pencipta Alam Semesta.

    Nah, untuk bisa berkarya secara maksimal, seyogyanya dilakukan sedari muda. Tidak perlu menunggu tua untuk bisa memimpin sebuah perusahaan besar. Tidak perlu menunggu dewasa untuk bisa bertanggung-jawab dalam segala urusan. Karena menjadi tua itu sudah pasti. Dan saat bertambah tua, kreativitas kita akan perlahan berubah bentuk menjadi pengalaman. Hingga suatu saat keduanya mencapai titik nadir ketika kita dibuat lupa (pikun). Begitu sunnahNya.

    Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. An-Nahl 70)

  5. Kaya Sebelum Miskin
  6. Langsung disambung saja ya. Ada si kaya, ada si miskin. Ada yang berada, ada yang kurang mampu. Ada kelas atas, ada menengah ke bawah. Akan selalu ada perbedaan-perbedaan seperti itu. Karena kita memang diciptakan berbeda satu sama lain. Seseorang bisa saja berubah dari miskin menjadi kaya, atau sebaliknya. Karena analogi hidup seperti roda yang berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang rodanya macet. 😛

    Tapi, perbedaan di atas pada dasarnya hanyalah sebuah perbandingan. Si A dinyatakan lebih kaya daripada si B. Tapi si A belum tentu lebih kaya dari si C. Si C pun juga sama, belum tentu dia yang paling kaya. Di atas langit masih ada langit lagi yang lebih tinggi. Akan selalu seperti itu. Ga habis-habis. Jadi kapan kita dinyatakan kaya? Ya sekarang ini juga. Ga perlu nunggu harta menggunung untuk bisa sedekah. Ga perlu nunggu “punya duit” untuk bisa berinfaq. Ga perlu nunggu menjadi sodagar kaya untuk bisa menjadi dermawan. Karena kita tidak pernah tahu, besok bisa lebih kaya, atau malah jatuh miskin. Sombong aja dulu, nunggu kayanya kapan sombongnya. Sombong dalam artian positif ya maksudnya. Sombong memotivasi diri sendiri, menganggap diri sendiri sudah mampu dan kaya.

    Kekayaan sebenarnya bukanlah tentang banyaknya harta benda yang dimiliki. Melainkan keberkahan di setiap bulir pemanfaatannya.

  7. Lapang Sebelum Sempit
  8. Satu hal yang manusia sering lupa ialah kondisi lapang yang sedang dimiliki. Baik itu kelapangan hati, kelapangan rizki, ataupun kelapangan akal. Ga ada jaminan orang yang sekarang hatinya lapang, satu menit kemudian akan tetap lapang. Bisa jadi di tengah jalan ada hal-hal sepele yang membuatnya emosi tak terkendali. Sekarang bersyukur, bisa jadi sebentar kemudian menjadi kufur. Sekarang mungkin bertutur kata baik, tapi boleh jadi 5 menit kemudian muncul caci maki hingga seluruh penghuni kebun binatang keluar semua. Begitulah manusia. Diberi sedikit kelapangan seakan sudah di atas angin, tapi begitu diberi kesempitan langsung mengeluh.

    Makanya, mumpung lapang, mari kita makan.

    ingat 5 perkara sebelum 5 perkara cat kucing
    Source: https://www.behance.net/gallery/3180146/Cinemagraph
    ingat 5 perkara sebelum 5 perkara cat kucing
    Source: http://giphy.com/gifs/cat-cinemagraph-bag-ZeV3eZISm8uI

  9. Hidup Sebelum Mati
  10. Kalau yang ini sepertinya sudah jelas aturannya. Setiap yang hidup pasti akan mati. Setiap yang bernyawa pasti akan kembali. Semuanya sudah tertuliskan di dalam lauhulmahfudz. Waktunya telah ditentukan. Tidak dapat dimundurkan atau dimajukan walaupun barang satu detik sekalipun. Permasalahannya adalah kapan? Ga ada yang tahu bro. Kalaupun ada yang tahu, itu hanya terjadi di dalam film Death Note.

    Tapi justru di situlah letak keseruannya. Gimana-gimana yang namanya kematian itu adalah satu-satunya pengingat yang ampuh. Mau petentang-petenteng kayak gimana ya sama saja pasti mati juga. Kita semua sedang menempati antrian yang sama untuk mati. Nah, mumpung masih hidup, jangan sia-siakan bro. Manfaatkanlah umur dengan sebaik-baiknya. Letak panjang umur bukan dari lamanya usia hidup, melainkan dari keberkahannya. Panjang umur dan barokah. Itu idealnya.

oOo

Ngomong-ngomong… selamat menunaikan ibadah sholat jumat bagi yang melaksanakannya. Dan selamat memperingati hari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Tahun 2037H. Sholawat dan salam senantiasa tercurah bagi junjungan kita Rasulullah Muhammad. Dan semoga kita selalu diingatkan akan 5 perkara sebelum 5 perkara lainnya. Aamiin. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj juga mengingatkan kita akan 5 perkara penting, yaitu perintah sholat 5 waktu.

ingat 5 perkara sebelum 5 perkara isra' mi'raj

oOo

Bonus

Lirik lagu Demi MasaRaihan

Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan nasehat kepada kebenaran dan kesabaran

Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali

Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sihat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati

(Ingat lima perkara sebelum lima perkara)
(Ingat lima perkara sebelum lima perkara)

Sumber Gambar

https://www.behance.net/gallery/3180146/Cinemagraph

http://giphy.com/gifs/cat-cinemagraph-bag-ZeV3eZISm8uI

15 thoughts on “Ingat 5 Perkara Sebelum 5 Perkara

  1. Sedih sekarang kayanya momen penting begini tidak begitu jadi bahan renungan atau muhasabah.
    Yg penting tanggal merah dan bisa arrange liburan.
    *ngomong sama diri sendiri

    Liked by 1 person

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.