Bismillah…
Alkisah ada seorang pemuda yang entah karena apa sehingga kurang beruntung dalam hal percintaan. Sebut saja namanya Doni. Secara fisik lumayan hancur lah. Pekerjaan juga OK. Karir mantab. Sudah (hampir) punya rumah. Kurang apa lagi coba? Ya… kurang beruntung saja. Mungkin itulah kondisi yang cocok buat dia saat ini.
Bukannya pemalu, bukan pula cupu. Dalam kehidupan asmara Doni selalu berjuang keras agar apa yang menjadi cita-citanya selama ini terwujudkan. Tidak tanggung-tanggung, sudah 30 kali dia nembak cewek gebetannya. Dan tidak satu pun yang mau menerimanya. Dengan alasan inilah, dengan alasan itulah. Intinya, ditolak aja. Sedih sih sudah pasti. Tapi mungkin sudah ga berasa lagi bagi Doni. Bagaimanapun juga, angka 30 kali bukanlah bilangan yang kecil. Kalau diasumsikan 2 bulan sekali jedanya, total bisa mencapai 60 bulan lamanya. Atau sekitar 5 tahunan. Bayangkan kalau faktor pengalinya per 1 tahun. Bisa-bisa jadi jomblo tua tuh si Doni.
Karena tidak mau nasibnya berakhir secara tragis, akhirnya Doni tak mau kehilangan akal. Dia mencoba bertanya sana-sini tentang pemecahan masalahnya. Dan menurut kabar angin teman-teman kantornya, ada dukun sakti di seberang pulau yang bisa memecahkan masalah sepele seperti ini. Tarifnya agak mahal memang. Tapi ya sudahlah, demi masa depan ini, uang tak jadi soal. Begitu pikir Doni.
Tanpa menunggu ba bi bu, Doni langsung segera menuju TKP tempat si dukun bersemayam tinggal. Di sana Doni disuguhi STMJ + ginseng dalam bentuk sachet, mirip seperti kemasannya minuman orang-orang pintar. Lalu, mulailah dialog singkat si Doni dengan dukun terkenal itu.
“Mbah, saya ini sepertinya siyal banget deh.”
“Siyal kenapa?”
“Sepertinya saya memang tidak ditakdirkan untuk punya pendamping.”
“Maksudnya??”
“Jauh dari jodoh, Mbah.”
“Lho… jangan begitu. Itu namanya suudzon dengan takdir Sang Pencipta. Setiap manusia pasti mempunyai jodohnya.”
“Tapi masalahnya saya itu sudah 30 kali nembak cewek, Mbah.”
“Lalu??”
“Semuanya menolak, alias gatot (gagal total).”
“Bagaimana cara kamu nembak?”
“Yaa standar lah, mau ga menjadi istriku? Mau ga kulamar? dst dst”
“Hmm… coba agak diganti deh pertanyaannya.”
“Maksudnya, Mbah?”
“Yaa.. diganti aja dengan model pertanyaan yang lebih OK.
Contohnya: “
Aku mau melamarmu untuk jadi istriku.
Tolong jawab hanya dengan satu kata.
Pilihannya hanya ada dua, ‘Ya‘ atau ‘Tidak (Ga)’.
Kamu ga nolak kan?
…
Itu
sek sek sek… berarti lek nolak jawabane iya yo? 😀 …. (logika informatikane ngulang kih hahaha)
LikeLiked by 1 person
Jawabannya tidak pernah negatif… haha
LikeLike
ooooooooooooooooooo ya ya ya…. ngerti ngerti maksude 😀
LikeLiked by 1 person
wkwkkwkwkkwkwkwk. Logmat duh,,,,
LikeLiked by 1 person
😀
LikeLike
Kamu gak nolak kan? Huahahahaha.
Saya masih fokus dg gambarnya om
LikeLiked by 1 person
Ga… eh Ya… hahaha…
Knp dgn gambarnya Om? Abstrakisme bin ngawurisme ya… hahaha
LikeLiked by 1 person
Bagus om. Hehe
LikeLiked by 1 person
Skakmat yah. 😀
LikeLiked by 1 person
Hehe.. iya mbak 😀
LikeLike
Pertanyaan e mantabh. Pasti oleh iki.
LikeLiked by 1 person
Sakjane ngono nek olehe sih oleh… tp nek ra jodo yo piye meneh… wkwkwk
LikeLike
Uopooo iki.. Mbake mesti mikir sik nih..
Btw, pengalaman pribadi penulis kayanya nih, hihii
#kaboorr
LikeLiked by 1 person
Hush hush… ojo buka-buka rahasia 😛
Iki ngono berbagi optimisme, mesakne para jomblowan yang begitu sulit mendapatkan pasangan. 😀
LikeLike
haha, siyap dehhh..
bahkan akan saya share logaritma lamaran inih.
Jempol Mas Andik.
LikeLiked by 1 person
Wkwkwk… tosss!!!
LikeLiked by 1 person
Ini jawaban yang gak ada pilihan. 🙂
Bolehlah ini ilmu buat para yang sudah berulangkali ditolak.
LikeLike
Seharusnya Doni bilang, kalok jadi istrinya, dia ngga bakalan pelit dan bakalan sayang keluarga. Pastiiii semua cewek mau 😀 😀 😀
LikeLiked by 1 person
Kyknya pengalaman ya Beb? 😀
LikeLike