[TERIOS] A Dream to Heaven – Borneo


Bismillah…

[TERIOS] A Dream to Heaven - Borneo 001

Alhamdulillaah… baru diberitahu panitia kalau ternyata saya masuk nominasi Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure Blog Competition 2015, entah nomer kesekian dari berapa besar. Who cares. Yang penting bisa ikutan numpang “mbois“. Jarang-jarang kan ada event yang OK seperti ini. Bagaimana ga merasa “wow”. Secara ya, saya itu pernah berkeliling ke beberapa negara tetangga. Mengunjungi beberapa tujuan wisatanya. Dan sempat bercerita panjang lebar ke sana kemari tentang kehebatannya. Seakan sudah merasa paling beken karena pernah menginjakkan kaki di negeri orang. Tapi justru belum pernah sekalipun jalan-jalan menikmati keindahan alam negeri sendiri, khususnya yang berada di luar pulau Jawa yang “katanya” sangat indah bagai surga. Duh… saya malu. Maafkan saya ya ibu pertiwi. Negara-negara tetangga malah menjadi destinasi, padahal negeri sendiri belum pernah tereksplorasi.

Untuk itulah, kalau ternyata memang benar nanti jadi berangkat, Borneo adalah destinasi wisata nusantara perdana yang akan saya jelajahi dan saya dokumentasikan dengan sepenuh hati. Tsahhh… Karena destinasi perdana, persiapannya harus OK dong. Persiapan fisik dan keperluan pribadi tidak usah dibahas lah ya. Standar. Yang mungkin tidak standar itu adalah keperluan adventure atau survival-nya. Apalagi judul event-nya itu ada embel-embelnya, Wild Adventure. Sepertinya bakal cadas, liar, dan brutal seperti yang ada di film MadMax. **maaf lebay 😛

Persiapan Photography Gear

Mau jalan-jalan kek, mau perjalanan dinas kek, mau lari dari kenyataan kek, kalau kita ke destinasi wisata itu tujuannya cuman satu, foto-foto. Haha… Sayang sekali kalau dilewatkan kan. Foto pemandangan OK, foto makanan bisa, foto selfie pun tidak masalah asal jangan berlebihan. Kalau saya pribadi, karena bukan penggemar selfie, jadinya yaa perlengkapan tempur standar saja yang dibawa. Apapun, selain tongsis tentunya. Mulai dari body kamera, tripod, memory card dan cadangannya, battery charger, serta lensa-lensa untuk berbagai keperluan. FYI, saya lebih suka memotret tipikal objek yang hidup, seperti manusia (Human Interest), dan hewan atau tumbuhan (Satwa). Sehingga, keperluan lensa untuk membidik yaa tidak jauh-jauh dari itu. Lensa fix favorit 50mm dengan aperture lebar 1.4 atau 1.8 untuk menghasilkan foto dengan objek cukup dekat dan efek kedalaman ruangan (Depth-of-Field) yang bagus. Lensa tele dengan focal length minimal 300mm untuk menjangkau objek-objek jarak jauh. Dan lensa all-around yang siap dipakai untuk segala keperluan. Yang paling OK menurut saya adalah lensa yang mempunyai rentang focal length 18-200mm.

Nah, terkait dengan Borneo, saya pribadi sangat berharap bahwa nantinya bakal ketemu dengan objek-objek foto yang memang dari sononya khas Borneo. Penasaran saja, dari dulu itu tidak pernah bagus kalau memotret Orangutan (lihat foto di atas yang tidak bermutu itu). Mau pose sedang manjat, mau sedang duduk-duduk, atau pose sedang makan bungkus B*ng-be*g. #eh-serius-saya-punya-fotonya-orangutan-sedang-makan-bungkus-b*ng-be*g. Mungkin kalau memotret dari habitat aslinya jadi lebih bagus kali ya. **alasan klise padahal ga bisa motret, haha

orangutan
Orangutan makan bungkus B*ng-be*g. Asli, bukan editan sotosop, apalagi soto Banjar. #miris

Atau saudara dekatnya, monyet berhidung panjang yang selama ini hanya dikenal sebagai maskotnya Dufan, Bekantan. Jujur, melihat langsung saya belum pernah. Walaupun “katanya” di kebun binatang ada, tapi mana? Saya tetap belum pernah melihatnya dengan mata kepala sendiri. **kasihan ya :(. Atau burung Rangkong yang… yaa lumayan sering lihat sih, tapi rata-rata Rangkong yang jinak. Yang hanya mau mendekat kalau kita bawa makanan. Pas giliran mau difoto, sembunyi dia (cek foto di atas). :mrgreen:

Sedangkan untuk objek manusianya bebas lah saya mah. Syukur-syukur kalau bisa ketemu suku Dayak asli pedalaman. Penasaran dengan kehidupan sehari-hari mereka yang “katanya” masih super hygienis yang hanya memanfaatkan apa yang ada di alam, dan mengolahnya dengan cara yang alami. Tidak seperti kita yang kebanyakan vetsin, minyak sawit, dan garam.

Persiapan Jelajah

Denger-denger, nanti para finalisnya akan diajak jalan-jalan menjelajahi Borneo menggunakan Daihatsu Terios. Alhamdulillaah. Bersyukur, karena kalau disuruh jalan kaki bisa copot dengkule. Hehe… Ga, maksudnya begini, Terios ini kan termasuk kelas SUV. Pastinya mempunyai ground clearance yang tinggi (min. 200mm). Sehingga relatif aman jika digunakan untuk menjelajahi jalan yang kondisinya beda-beda. Namanya wild adventure pasti tidak akan jauh-jauh dari jalan berbatu, berlumpur, atau jalur yang minim perhatian pemerintah alias banyak lubangnya. Ditambah lagi untuk varian TX seri Wild Adventure, Terios sudah dilengkapi dengan ban Bridgestone Dueler H/T 687 235/60 R16 Tubeless Radial yang pastinya mantab lah untuk medan berbatu. Daya cengkeramnya OK walaupun belum 4×4.

Saya pernah mengendarai city car small hatchback melewati jalur selatan pulau Jawa, jalur Daendels yang pada waktu itu kondisinya memang parah. Banyak lubang, berbatu-batu, sebagian beraspal sebagian tidak. Karena city car pada umumnya mempunyai ground clearance yang sangat rendah (120-150mm), jadinya sempat kewalahan. Berjalan sepanjang 200-an km hanya sanggup lari dengan kecepatan rata-rata 20-30km/jam. Bisa sebenarnya saya paksakan di atas itu. Tapi sayang kalau kenapa-kenapa. Apalagi jalur sepanjang itu sama sekali tidak ada fasilitas bengkel ataupun SPBU. Serem kan. Yaa… sebenarnya salah saya juga sih, mobil yang spesifikasi kaki-kakinya didesain untuk penggunaan jalan dalam kota malah saya gunakan untuk semi off-road.

Sebagai tambahan, Terios seri TX Wild Adventure juga pas kalau digunakan untuk kegiatan penjelajahan semacam ini. Karena sudah dilengkapi dengan built-in GPS pada head unitnya. Tinggal download saja petanya, langsung siap dipakai. Bahaya kalau sampai kehilangan arah navigasi mengingat yang akan dijelajahi tentu bukanlah jalan-jalan antar kota dalam provinsi biasa yang banyak marka dan papan petunjuk arahnya.

terios gps
Built-in GPS pada head unit Terios

Basic Knowledge

Rasanya tidak afdol kalau perjalanan jarak jauh dengan mengendarai mobil tapi tidak tahu seluk beluk mendasar tentang mobil itu sendiri. Minimal ngerti sedikit-sedikit lah. Bukan apa-apa, biar tidak malu. Jangan-jangan ntar saya adalah finalis yang paling cupu soal kendaraan. Wkwkwk.

Hal yang paling mendasar soal mobil yang saya tahu adalah terkait persiapan mengendarainya. Yang jadi perhatian utama ada tiga (3) bagian, yaitu bagian mesin, bagian kelistrikan, dan kaki-kaki. Masalah joknya ada yang sobek tidak masalah. Apalagi masalah karpetnya yang kotor, sudahlah lupakan. Kita mau berpetualang, bukan mau ke kantor.

Untuk bagian mesin, yang paling kelihatan adalah cek kondisi oli. Apakah masih ada, berwarna bening, atau sudah habis, atau sudah berwarna kehitaman. Cara melihatnya mudah, cari saja ujung plastik yang berbentuk kait panjang. Cabut, lalu cek apakah volume oli masih dalam takaran yang pas atau kurang. Ada dua titik yang menjadi patokan. Jangan sampai kita melihat oli sudah melampaui titik paling ujung. Artinya volumenya kurang atau habis. Berikutnya, air radiator. Untuk melihat air radiator, bisa dicek pada bagian ujung radiatornya (bagian depan atas), dan pada bagian tangki cadangannya. Biasanya terletak tidak jauh dari radiatornya. Cek apakah permukaannya masih di atas ambang minimal. Jika sudah di bawah, hati-hati, mesin akan cepat panas. Tambahkan saja air radiator melalui tangki cadangan.

terios oli
Kait panjang untuk mengecek kondisi oli.

Untuk bagian kelistrikan, yang perlu dicek adalah aki dan sekring. Aki agak susah dilakukan pengecekan secara kasat mata, kecuali jenis aki yang hybrid atau semi kering. Biasanya ada indikatornya, masih baik, kurang setrum, atau perlu cek kondisi aki. Untuk sekring, setiap mobil berbeda-beda peletakan dan modelnya. Tapi rata-rata dijadikan satu box berwarna hitam (umumnya) yang kalau kita buka ada keterangan-keterangan terkait masing-masing sekring. Kita bisa mengecek sekring mana dan berhubungan dengan komponen apa yang bermasalah. Misal: lampu kiri depan.

Yang terakhir adalah bagian kaki-kaki. Yang paling jelas instruksinya adalah periksa kondisi tekanan angin. Petunjuknya ada di bagian tiang pintu sebelah driver seat. Asumsikan saja setiap akan berangkat pasti ada ban yang kurang angin. Isilah sesuai petunjuk yang ada.

terios tekanan ban
Tabel tekanan ban yang disarankan pada Terios

Kalau semua basic knowledge sudah kita lakukan dan cermati, insya Allah berangkat akan lebih tenang. Walaupun tetap ada faktor X yang tidak bisa kita hindari.

Basic Skill

Yang namanya mengendarai mobil itu mau tidak mau ya harus bersiap-siap akan segala kemungkinan yang terjadi. Salah satu yang paling umum terjadi adalah mengganti ban. Entah kurang angin di tengah jalan, entah bocor terkena paku, atau hal-hal lain yang menyebabkan ban tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk itu kita perlu kemampuan dasar untuk mengganti ban. Berikut adalah langkah-langkahnya (versi saya).

  1. Pastikan semua peralatannya ada (dongkrak, kunci pas, perpanjangan, dan ban serep).
  2. Mulai kendorkan baud-baud yang mengikat velg ban yang kempes cukup sampai longgar saja menggunakan kunci pas. Jangan sampai lepas.
  3. Pasang dan naikkan dongkrak pada posisi yang tepat. Untuk mobil-mobil berukuran besar seperti Terios, relatif lebih mudah. Karena kita dapat dengan mudah melihat posisi yang akan didongkrak. Tinggal tempelkan saja pada bagian yang kuat, misal chasis as. Jangan pernah mendongkrak pada bagian body mobil. Untuk menaikkan dongkrak dapat digunakan kombinasi kunci pas dan besi perpanjangan yang diputar searah jarum jam.
  4. Kalau mobil sudah terangkat, lepas baud-baud yang masih mengikat pada velg dengan kunci pas berlawanan arah jarum jam. Angkat ban, dan ganti dengan ban serep. Pasang baud-baudnya di tempat semula. Putar searah jarum jam untuk mengencangkan hingga dalam batas tidak terlalu kencang.
  5. Turunkan dongkrak dengan memutarnya berlawanan arah jarum jam hingga mobil benar-benar turun.
  6. Lanjutkan pengencangan baud-baud pada velg dengan kunci pas. Kalau sudah dirasa cukup kencang, pijak dengan kaki sampai berbunyi “krek” atau “kring” sebagai tanda bahwa baud tersebut sudah dalam kondisi mengunci.
  7. Selesai. Rapikan peralatan di tempat semula, dan juga taruh ban yang sudah tidak berfungsi tadi ke tempat ban serep semula.

Sip. Sepertinya sih sudah cukup OK persiapannya. Tinggal tunggu pengumuman run-down acara selanjutnya nih. Mohon doanya ya. Bagi yang mau nitip oleh-oleh silakan japri ya. Tapi jangan kelamaan, keburu berangkat nanti. Wkwkwk.

Sabtu, 22 Agustus 2015 pukul 03:47 WIB

(Mendadak terbangun) Masya Allah… Ternyata cuman mimpi. Ga kebayang kalau beneran kejadian. Pasti ribet persiapan ini itu. Belum lagi bikin tulisan di blog yang sudah pasti ga mutu. Lha wong menginjakkan kaki ke pulau Kalimantan saja belum pernah. Mau cerita apa coba. Apalagi mau pamer foto. Yang mau dipamerkan apanya? Foto patung bekantan yang ada di Dufan? Hehe… Ya sudahlah, disyukuri saja. Syukur-syukur menjadi kenyataan. Subhanallaah walhamdulillaah wa laa ilahaillalaahu allaahuakbarAamiin.


Barbuk (Barang Bukti)

SS-twitter-vivalog

SS-fb-daihatsuind

SS-fb-vivalog

SS-twitter-daihatsuind

http://ads.viva.co.id/ads/www/delivery/afr.php?zoneid=733&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE

30 thoughts on “[TERIOS] A Dream to Heaven – Borneo

  1. Buset, itu foto orangutan makan b*engb*eng diambil di mana, Mbah? Kasihan banget, semoga pencernaan si orangutan tak kenapa-napa :huhu. Kesal sekali, masih ada orang yang memberi makan hewan sembarangan.
    Terima kasih buat ilmu mengganti ban mobilnya ya Mas. Saya cukup bisa membayangkan bagaimana meletakkan dongkrak, buka sekrup ban, terus terakhir dipijak dengan kaki sampai bunyi “kring” :hehe. Kayaknya mobil Mas di sana Terios juga ya, fasih banget penjelasan dan fotonya :hehe.
    Semoga berhasil dengan kompetisinya, semoga mimpinya mewujud nyata!

    Liked by 1 person

  2. Mantap om. detail lengkap banget sampai tips mobil segala. Moga menang yoooo. Kalau nanti menang dan ketemu orang utan, tolong ya om, titip salam buat Sarah gitu _ jangan tanya balik siapa Sarah 😛 atau bawa pulang bekantan om satu, yang lucu kecil aja gpp. 😛

    Liked by 1 person

  3. Semoga mimpi jadi kenyataan, kalo orang utan masih ada beberapa lokasi pelestarian, suku dayak masih ada kampung2nya, bekantan, kalo sekarang kami, orang kalimantan sendiri udah gak pernah ketemu di jalan lagi,paling banyak monyet. 😀 😀 kalo beruang madu masih ada di kilometer 20 dari Balikpapan. What else? Semoga terwujud. Amen.

    Liked by 1 person

      1. Seneng kalo pejalan menghampiri Kalimantan. 😀 karena kami gak sehutan pikiran2 orang metropolis pada umumnya. hehehehehe
        Beruang madu hanya ada di penangkaran sekarang. Ada dua lokasi di Balikpapan, satunya yang mudah dijangkau di KM 20 dari Balikpapan. sisa 7 ekor, sisa2 yang disiksa manusia dan bisa diselamatkan. Gak serem koq, hanya karena kurang info ajah akunya. 😀

        Liked by 1 person

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.