Bismillaah…
QS. Al-Baqarah 177
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Apa definisi kebajikan atau kebaikan? Apakah dengan hanya berpakaian seperti ustadz yang shalih, berjenggot rapih, bersorban putih, dan berkalungkan tasbih? Bukan. Apakah hanya dengan berpakaian terhormat ala Barat, dengan dasi terikat, jas yang memikat, dan sepatu yang mengkilat? Bukan juga. Esensi kebajikan jauh lebih dalam daripada itu semua.
Keseimbangan Segala Urusan di Dunia
Berbicara soal kebajikan berarti membicarakan segala hal yang terkait dengan hubungan antar manusia. Karena selain urusan keimanan, 80% lainnya adalah urusan hubungan antar sesama di dunia. Terkait harta, tentang bagaimana memanfaatkannya, dan untuk siapa saja ditunaikan. Bagaimana berbuat baik terhadap sesama, bagaimana memandang orang lain, dan bagaimana sikap kita ketika berjanji kepada orang lain. Hampir semua terkait urusan hubungan antar personal di dunia.
QS. Al-Hajj 77
77. Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.
- Khauf dan Roja’
Istimewanya, perintah berbuat kebajikan ini tidak serta merta dilepas begitu saja. Karena pada kenyataannya berbuat baik itu sulit. Kalau berbuat baik itu gampang, mungkin tingkat kriminalitas di dunia ini menjadi 0. Agar kita bisa menjalani perintah kebajikan ini dengan hati lapang, ada hukum penyeimbangnya, yaitu khauf (khawatir) dan roja’ (harapan).
Khauf adalah rasa khawatir, was-was, ga pede atas segala amal aktivitas dilakukan dan doa yang dipanjatkan. Apakah sudah sesuai dengan syariat yang ditetapkan. Apakah kebaikannya diterima oleh Allah. Atau takut jangan-jangan ada yang tidak benar dengan niat kita. Sedangkan roja’ lebih menekankan pada pengharapan, syukur dengan apa yang telah ada, yakin bahwa kehidupannya sudah sangat baik, dan merasa cukup puas dengan setiap amal aktivitas yang dikerjakan. Melakukan kebajikan seutuhnya berarti menjaga kedua hal ini dalam kondisi yang seimbang. Jika merasa takut tidak bisa memenuhi janji jabatan untuk tidak korupsi, maka yakinkan dengan pengharapan bahwa kehidupan kita pasti lebih baik tanpa korupsi dan memegang amanah kebaikan yang melibatkan umat adalah salah satu jihad besar dalam kehidupan kita.
Memilah Peluang
Kerangka kebajikan dapat diterapkan dalam memilah peluang. Kita tahu, di dunia ini hanya ada dua kemungkinan peluang (opportunity), yaitu bad opportunity, dan good opportunity. Kedua jenis peluang ini mempunyai ciri-ciri umum yang sepertinya sudah menjadi parameter universal. Contoh ciri umum bad opportunity dalam dunia bisnis misalnya: seringkali bersifat maksa, membutuhkan modal berupa hutang yang terlampau besar bilangannya, terlebih terikat riba, atau sampai menggadaikan integritas si pemiliknya. Sedangkan ciri umum good opportunity adalah kesebalikannya.
Beberapa good opportunity yang terpilih kemudian kita seleksi lagi menjadi beberapa prioritas. Kembali masih dalam kerangka kebajikan, kita tetap menggunakan kaidah-kaidah kebajikan yang ditentukan berdasar syariat, atau jika tidak menemukan sumber yang tepat, kita bisa menggunakan hati nurani. Tapi tetap tidak ada jaminan bahwa yang kita pilih adalah yang pasti berhasil. Kewenangan hasil tetap bergantung pada Allah. Karena kita yakin yang terpenting justru adalah proses, bukan hasil.
Praktik
Pada praktiknya, akan ada empat proses dalam memilah peluang: Jalan → Catat → Urutkan → Presentasi. Gunakan semua modal panca indera yang sudah built-in pada diri kita secara sempurna ini untuk mengakses semua informasi yang ada. Catat dan diskusikan dengan tim (kalau ada). Urutkan dan klasifikasikan peluang-peluang yang telah dicatat. Lalu presentasikan.
Prinsip Pengunci
Dengan demikian, kemanapun kita pergi, di mana pun kita berada, dan kapan pun kita berdiri, kita akan mempunyai tiga (3) prinsip pengunci dalam kerangka kebajikan.
- Aqidah
- Syukur
- Optimis
Semuanya pasti kembali kepada Allah. Dari tidak ada, menjadi ada, kemudian menjadi tidak ada lagi. Semua kembali kepada Sang Pencipta.
Bersyukur atas segala nikmat yang tidak pernah sejengkalpun kita sanggup membayarnya.
Optimis dalam setiap keadaan, karena selalu yakin tidak ada satu kejadian pun di dunia ini yang terlepas dari izinNya.
Man Jadda Wa Jada …
Rangkuman weekly business coaching (versi saya)
Bandung, 3 Mei 2015
oleh Pak Riza Zacharias – Syaamil Quran
*Menyimak kajian kamisan malam*
LikeLiked by 1 person
Monggo pinarak mas Iwan 🙂
LikeLike
Mencerahkan sekali 🙂
LikeLiked by 1 person
Kyknya yg sblm2nya mendung banget kali ya… hehehe…
LikeLike
dalam setiap ibadah – hablum minallah – mengandung unsur hubungan sosial – hablum minannaas-
dan bukan juga kebaikan ketika mengejar akhirat lalu melupakan dunia
😀
LikeLiked by 1 person
Betul Bang.. sepakat bingits…
LikeLike
Menunggu kamis lagi ya om lanjutannya?
LikeLiked by 1 person
Iya om.. pengennya sih biar punya schedule tema harian kyk kalian.. tp baru kamis doang heuheu
LikeLiked by 1 person
Kalian? Aku ndak punya kok. Cm jumat doang
LikeLiked by 1 person
Yg ff rabu itu om?
LikeLiked by 1 person
Itu kalau lagi pengen ikutan aja om. Kan MFF bikin itu tiap Rabu tapi gak pasti ikutan sayahnya.
LikeLiked by 1 person
Lama2 tak panggil Aa Andik nih (muka dan tausiahnya udah mendukung banget!)👍👍
Kebijakan memang habluminallah dan habluminanaas kaya kata Bang Rifki, tp sayang banyak yang salah arti dengan paham humanisme sekarang. Yang penting jadi manusia baik, gak penting agamanya karena akan memecah belah umat manusia😖😖😖
LikeLiked by 1 person
Hadoh, berat jeh kl dimirip2kan sama Aa yg beken itu.. masih jauh ilmunya.. apalagi ilmu berumahtangganya.. **kode
Ya, byk yg menyalahartikan bahwa dgn tidak korupsi saja sudah cukup dikatakan sbg orang baik. Padahal kriteria orang baik itu mencakup kebaikan seutuhnya. Baik dunianya, baik akhiratnya.
LikeLiked by 1 person
Terimakasih telah menyadarkan 🙂
LikeLike
kayaknya mw niru u deh andik pake qoute dari alquran
LikeLiked by 1 person
mantab… monggo monggo… ini contekable kok 😀
LikeLike
sip
LikeLiked by 1 person
Bersyukur dan ikhlas dan optimiis. Menyejukkan sekali, Mas :)). Kalau kita bisa menerapkan semua ini, mungkin langkah kaki kita bisa jadi lebih ringan dalam menapak hari-hari, ya :)). Hah, betapa menyejukkannya :)).
LikeLiked by 1 person
Btul Gar. Kalau kebanyakan orang bisa syukur, ikhlas, optimis, kyknya jarang ada ribut ngurusin masalah sepele. 😀
LikeLiked by 1 person
Iya. Kita harus belajar ilmu yang tiga itu. Terima kasih, Mbah :)).
LikeLiked by 1 person
sem-sem Gar… :))
LikeLike