Bismillaah…
Menjawab tantangan dari om Dani soal berenang. Walaupun beliau sebenarnya tidak merasa menantang, hanya saja saya sendiri yang merasa tertantang. Lagipula draft-nya sudah terlanjur terpampang. Jadinya kentang. Kalau tidak di-publish ya sayang. Semoga tidak dikatakan nyontek, walaupun agak-agak sedikit contekable juga sih. Jadilah postingan ini: tips belajar berenang mudah. 😀 Maap ya om.
Kita harusnya bangga dengan negara Indonesia. Lebih dari 17 ribu pulau yang menghampar di antara lautan biru nan mempesona. Tak terhitung berapa banyak jumlah tempat wisata bahari membentang dari Sabang sampai Merauke yang indahnya luar biasa. Juga beraneka jenis spesies bawah permukaan laut yang begitu banyak membuat siapapun yang singgah ke negeri ini akan selalu terpana. Sungguh sayang disayang kalau kita tidak bisa menjaganya dari tangan-tangan kotor yang menjamahnya. Padahal sejatinya kita ini begitu kaya akan alam laut dan segala potensinya. Tidak percaya? Cobalah menyelam menyusuri dasarnya, atau sekadar berenang ke sana kemari melihat dari sisi permukaannya. Selfie-lah di bawah sana, jangan hanya bangga menyusuri pantai-pantainya saja. Tanpa mengenali kekayaan alam yang tersembunyi di bawahnya. Yang selama ini jadi incaran para mafia. Ah, sudahlah, cukup cuap cuap ga pentingnya. Langsung to the point saja. 😛
Tentang Aktivitas Berenang
Berenang merupakan aktivitas yang sebenarnya penting-penting-ga-penting. Sisi pentingnya adalah sebagai upaya menjaga diri dari situasi darurat yang tidak kita duga sebelumnya dan kebetulan melibatkan air dalam volume yang buanyak. Misalnya, bencana banjir bandang, kapal karam, atau hanya masalah sepele seperti tercebur ke dalam kolam pancingan yang dalamnya 2 meter. Kalau hanya kecebur di got itu bukan darurat, itu hanya salah lewat. Kalau kehujanan di tengah taman sendirian sambil membawa bunga itu juga bukan darurat, tapi hatinya sedang tersayat. Sisi ga pentingnya, yaa kejadian seperti itu memang jarang terjadi, khususnya bagi kita-kita yang hidup di daerah perkotaan yang setiap hari ngantor di gedung-gedung mewah dengan kebutuhan transportasi darat yang sudah cukup terpenuhi. Bisa berenang atau tidak ya ga ngaruh. Tapi kan lebih banyak pentingnya. Salah satunya adalah alasan kesehatan. Kan kalau ga sehat kita jadi ga bisa bekerja. Ga bisa berkarya lah. Merasa tak berguna lah. Stres sendiri lah. Waspadalah waspadalah.
Mengapa Belajar Berenang?
Itulah salah satu kelemahan kita sebagai manusia. Sebagai informasi, sebagian besar hewan berkaki yang berjalan di atas tanah, secara otomatis akan langsung bisa berenang atau minimal mengapung ketika diceburkan ke dalam air. Harimau, singa, anjing, kucing, bahkan gajah sekalipun. Mungkin karena memang morfologinya yang sudah mendukung, posisi kepala dan moncong hidungnya yang memungkinkan untuk bisa bernapas di atas permukaan air, titik berat tubuhnya yang seimbang karena ditopang oleh 4 kaki, dan by nature sudah otomatis paham kalau itu adalah air. Kecuali beberapa jenis primata, seperti kera, monyet, dan orangutan. Hewan jenis ini perlu dilatih terlebih dahulu agar punya kemampuan untuk berenang. Sayangnya, kita lebih meniru golongan yang kedua. Kecuali sudah dikondisikan sedini mungkin saat kita baru berusia 1-2 bulan sejak lahir.
Syarat-syarat
Nah, bagi yang belum bisa berenang namun ada keinginan kuat atau hasrat terpendam untuk bisa berenang, saya ada sedikit tips nih bagaimana cara belajar berenang dengan mudah. Catat ya, sedikit. Kalau banyak namanya taps. Tapi mohon jangan percaya 100%, karena saya hanya bisa berenang, bukan jago berenang, implementasinya insya Allah gampang, tapi yaa risiko ditanggung penumpang. 😈
Syarat-syaratnya:
-
Usahakan pergi ke kolam renang, jangan di empang. Karena kita mau berenang, bukan mau berkubang.
-
Sebisa mungkin pakailah pakaian khusus berenang, karena penting untuk pergerakan. Khusus laki-laki usahakan jangan menggunakan celana yang kurang ergonomis untuk bergerak di dalam air, seperti berbahan jeans, atau katun yang tebal. Lebih baik menggunakan celana rumahan yang tipis kalau memang belum ada celana khusus renang. Karena pertama kali belajar berenang biasanya belum sempat membelinya. Bagi yang perempuan monggo silakan tentukan sendiri spesifikasinya.
-
Siapkan kacamata renang. Kalau tidak ada sebaiknya pinjam saja. Kalau tidak ada yang bisa dipinjami ya sudah, gapapa. Concern-nya, ketika di dalam air kita harus melek, jangan merem, karena bakal kehilangan orientasi. Biasanya, air kolam renang bisa membuat mata perih karena kandungan kaporitnya. Bagi yang belum terbiasa pasti akan sangat menyakitkan. Beware!!
-
Tidak perlu membawa pelampung. Apalagi pelampung yang modelnya seperti kepala bebek. Bukan apa-apa, aneh aja rasanya. 😀
Niat dan Jangan Malu
Semuanya diawali dari niat. Kalau tidak sanggup ya shanggupin. Tidak ada kata terlambat untuk belajar berenang. Jaka, dara, tua, ataupun muda tidak masalah. Yang penting niatnya. Memang sih, akan lebih mudah membentuk gerak reflek dan otot-otot tubuh ketika masih muda, tapi kan yang namanya umur tidak bisa diulang kembali. FYI, saya ketika pertama kali belajar berenang juga pas sudah tua dewasa kok.
Cara tahunya kita niat atau tidak bagaimana? Minimal datang dulu ke kolam renang. Karena datang saja sudah merupakan hal yang patut diapresiasi. Kalau sudah datang, bayar, masuk, ya masa ga ngapa-ngapain, kan rugi. Minimal membasahi badan sudah lumayan. Oh ya, daripada nganggur jangan lupa pemanasan dulu ya. Stretching dan warming-up sangat perlu untuk mengendurkan urat syaraf, melemaskan sendi-sendi yang kaku, dan agar terhindar dari kram otot yang kerap terjadi di kolam renang akibat kurangnya pemanasan.
Berani
Belajar sesuatu yang ada faktor risikonya memang butuh keberanian. Kalau tidak berani pasti akan sulit mempelajarinya. Karena hal ini menyangkut mental learning. Akan ada tembok besar yang menghalangi kita dalam belajar. Dalam dunia renang, tembok penghalang terbesar adalah rasa takut tenggelam. Cara satu-satunya ya dobraklah tembok ini dengan cara menenggelamkan diri. Lho… kok?!
Ya, serius. Saya sudah melewati masa-masa ketakutan ini dengan cara yang agak ekstrim, tapi manjur. Pertama, ajaklah satu atau dua orang teman yang sudah bisa atau jago berenang untuk menjaga kita agar tidak tenggelam (WAJIB). Kedua, ajaklah ke kolam renang yang paling dalam. FYI, saya dulu belajarnya di kolam dengan kedalaman 5 meter. Di kolam yang dalam seperti itu kan biasanya ada papan lompat tuh, dengan ketinggian bermacam-macam. Kalau tidak salah, ada yang 1 meter, 2 meter, 3 meter, atau di atas itu. Untuk menuju ke masing-masing ketinggian biasanya ada anak tangga yang disediakan. Nah, berikutnya naiklah ke papan lompat yang tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu rendah, katakanlah yang 2 meter dari permukaan air kolam. Sebelumnya, minta tolonglah teman-teman yang mahir berenang tadi untuk stand-by di permukaan dekat papan lompat. Kemudian, tarik napas dalam-dalam dan lompatlah ke air dengan posisi tubuh berdiri lurus. Disarankan agar menjepit lubang hidung dengan jari tangan agar tidak kemasukan air secara tiba-tiba. Karena pemula pada umumnya tidak akan terbiasa dengan tekanan air pada kedalaman tertentu.
Begitu masuk ke dalam air, jangan panik, jangan merem, tetaplah tenang. Tahan napas selama mungkin. Lihat pemandangan indah di sekitar kolam dari bawah permukaan air. Syukuri apa yang sudah didapatkan selama ini. Sesekali lihatlah ke bawah gelapnya dasar kolam yang walaupun hanya 5 meter tapi sudah cukup mencekam. Bagaimana samudera yang berkilo-kilo meter kedalamannya ya? Dari sini janganlah sombong, karena sombong sudah tidak berguna. Jangan menggerak-gerakkan tangan dan kaki sebagai tanda panik, justru akan semakin memperlambat tubuh kita untuk segera ke permukaan. Minimal diam saja dalam posisi tegak, normalnya tubuh akan mengapung dengan sendirinya dengan posisi kepala menyentuh permukaan air terlebih dahulu. Jangan pula melakukan tindakan yang tidak perlu, seperti bernyanyi, ngemil, atau ngupil.
Tenang saja, doa orang teraniaya akan dikabulkan. Karena tadi kita menganiaya diri kita sendiri dengan sengaja menyeburkan diri ke kolam renang yang dalam, maka ini adalah kesempatan yang paling baik untuk berdoa. Semoga sesi awal yang agak horor ini segera terlewati dan barokah. Aamiin.
Begitu sampai di permukaan, usahakan untuk langsung tarik napas dalam-dalam, karena biasanya kita akan tenggelam lagi sesaat setelah muncul ke permukaan. Setelah itu segera lambaikan tangan pada kamera teman yang sudah sedari tadi stand-by untuk meminta pertolongan. Pada fase ini, sedikit tegukan pertama air kolam renang akan terasa sangat segar membasuh dahaga. Santai santai, orang belajar sepeda biasanya kan sekali dua kali terjatuh dan luka. Nah, orang belajar berenang juga sama, biasanya akan ada seteguk dua teguk air kolam yang terminum. Wajar. 😀
Latihan Dasar
Begitu sudah berhasil menjebol tembok rasa takut akan tenggelam, insya Allah ke depannya akan jauh lebih mudah. Tapi tetap perlu latihan awal sebagai dasar bagaimana cara berenang yang baik. Jangan terlalu risau kalau memang belum bisa sama sekali. Justru lebih mudah membentuk sesuatu itu dari nol, daripada yang sudah terbentuk tapi keliru. Contohnya, ada sebagian orang yang sudah dari kecil bisa berenang, tapi menggunakan gaya yang mirip anjing ketika berenang. Kaki tangan mengayuh, sementara posisi kepala mendongak ke atas. Jadi posisi hidung dan mulut selalu berada di atas permukaan air. Mungkin karena sudah terbiasa dengan kebiasaan di kampung. Saya juga sempat sedikit bergaya seperti itu awalnya. 😀
So, tidak ada salahnya jika kita memulai dari latihan yang paling dasar, mengenali titik berat tubuh kita ketika berada di air. Lokasi yang paling ideal untuk memulai latihan dasar ini adalah kolam dengan kedalaman standar internasional Indonesia, 2 meter. Jangan di kolam anak-anak yang 1 meter atau 1,5 meter. Kurang terasa daya apungnya. Nah, dari yang pernah diberitahu ke saya, ada empat (4) latihan dasar yang cukup lumayan buat mengenali titik berat tubuh kita. Yang pertama adalah posisi berdiri, yang kedua posisi jongkok, yang ketiga posisi mengayuh, dan yang terakhir posisi terlentang. Masing-masing posisi memiliki tujuan dan keuntungannya.
Posisi berdiri di samping dinding kolam dengan berpegang pada satu tangan di ujungnya mempunyai tujuan awal agar kita bisa menyesuaikan terhadap tekanan air yang memang sangat berbeda dengan tekanan udara yang biasa kita hirup. Lebih berat itu pasti. Lakukan berulang-ulang agar makin terasa sense-nya sekaligus latihan tahan napas panjang. Sesekali lepas pegangan dari dinding kolam biar terasa kemana badan akan bergerak.
Kalau sudah bosen, lanjutkan saja dengan posisi kedua. Posisi jongkok, persis seperti kita sedang jongkok di atas tanah. Kalau sudah berani melakukan posisi ini berarti sudah terbiasa melepaskan pegangan tangan dari dinding kolam dong. Lepaskan saja, tapi jangan jauh-jauh dari tepi kalau tidak yakin. Jongkoklah. Apa yang terjadi? Kalau sikap tubuhnya benar, maka secara otomatis badan akan mengapung dengan punggung berada di atas, sejajar dengan permukaan air. Sesekali selingi dengan posisi berdiri tegak, lama-kelamaan juga tahu prinsip kerjanya seperti apa.
Lanjut. Kedua posisi di atas baru pengenalan titik berat secara statis. Padahal untuk bisa berenang kita perlu bergerak ke sana kemari. Artinya, kita perlu belajar bagaimana cara bergerak di dalam air. Salah satu alat penggerak utama kita adalah kaki. Untuk itu, pergerakan kaki sebaiknya dilatih sedemikian rupa agar terbiasa mengayuh di dalam air untuk menghasilkan gerak perpindahan pada tubuh dari satu tempat ke tampat yang lain. Posisi mengayuh adalah posisi paling mendasar untuk latihan kayuhan kaki. Posisi awal seperti posisi berdiri. Lakukan gerakan mengayuh pada kedua kaki. Kalau gerakannya benar, maka tubuh akan terangkat sejajar dengan permukaan air. Oh ya, salah satu tangan sebaiknya menumpu pada bagian bawah dinding kolam, atau free agar bisa merasakan kemana tubuh akan bergerak. Miring kah, membelok kah, atau bahkan mungkin belum bisa terapung dengan sendirinya.
Nah, posisi terakhir adalah posisi yang paling nyantai dibanding ketiga posisi sebelumnya. Tapi nampak agak serem bagi yang belum terbiasa. Berdiri sudah, telungkup sudah, mengayuh sudah, tinggal posisi terlentang yang belum. Caranya cukup mudah. Condongkan saja tubuh ke arah belakang. Busungkan dada (WAJIB). Bukan karena sombong atau apa, tapi memang buat menyeimbangkan titik berat tubuh agar muka kita tetap berada di atas permukaan air. Untuk bisa maju, tambahkan dengan sedikit kayuhan pada tangan dan kaki secara perlahan. Kalau gerakan dan posisinya benar, maka tubuh akan menengadah dan menghadap langit. Jangan khawatir karena permukaan air hanya akan menyentuh sebatas pipi dan pelipis. Bahkan mulut kita juga tidak terendam air. Yang perlu diwaspadai dari posisi ini adalah kita seringkali tidak tahu kemana arah yang dituju. Hati-hati, lagi enak-enaknya tiba-tiba berada di tengah kolam. Atau sudah nyampai pinggir tapi tidak tahu batas dindingnya, bisa-bisa kepala terbentur nantinya.
Latihan Gaya
Dalam gaya berenang apapun, yang terpenting adalah harus ada saat-saat pengambilan napas, karena kita bukanlah ikan yang bernapas dengan insang, melainkan manusia yang butuh udara. Gaya yang konon diklaim paling mudah adalah gaya dada atau gaya katak. Karena posisi pengambilan napasnya relatif lebih mudah dibanding yang lainnya. Sehingga wajar kalau gaya dada ini sangat disarankan bagi pemula yang baru belajar berenang. Sayangnya, untuk membahas bagaimana teknik-tekniknya sepertinya akan habis 2 postingan tersendiri. Next time sajalah kalau ada waktu dan kesempatan. Yang penting sudah bisa ngapung dulu sudah lumayan. 😀
Rutin
Latihan apapun, belajar apapun, mengerjakan apapun hasilnya pasti akan bagus kalau dilakukan secara rutin, ajek, dan istiqomah. Tidak ada yang instan. Karena di dunia ini yang instan hanyalah ind*mie. Begitu juga dengan renang. Kita akan semakin mengenal air hanya dengan sering berinteraksi dengannya. Sebagaimana olahraga lainnya, berenang juga melibatkan gerak reflek yang hanya bisa dicapai dengan latihan rutin bertahun-tahun. Mengambil napas reflek, menahan napas reflek, hingga bergerak cepat di dalam air pun melibatkan reflek. Tapi untungnya kemampuan berenang ini sama halnya seperti kemampuan naik sepeda. Sekalinya bisa, maka akan bisa seterusnya, selama tidak ada kondisi cacat fisik yang mempengaruhinya. Tapi yaa bagaimanapun juga tetap diperlukan suatu pengulangan yang rutin biar bagus. Soalnya ada badaknya.
Ikut Club Renang
Kalau langkah-langkah di atas dirasa kurang efektif, sebaiknya langsung saja ikut club renang. Atau ekstra kurikuler renang. Kemungkinan berhasilnya besar. Tapi sepertinya metodenya tidak jauh berbeda. Lha wong yang pernah ngajari saya seperti itu juga seniornya club renang kok. Haha.
Just Do It
Tips terakhir, lakukan sekarang juga kalau mau bisa berenang. Jangan hanya membaca postingan tips belajar berenang mudah yang kurang bermutu ini. Mengutip kata-kata Jaya Setiabudi, “Pak, bisnis apa yang paling bagus tahun ini? Bisnis yang paling bagus adalah bisnis yang dilakukan, bukan hanya direncanakan.”
Selamat belajar berenang!!!
**DISCLAIMER: untuk bagian-bagian tertentu yang mengandung unsur bahaya dan menyangkut nyawa orang, mohon perhatikan secara serius. Pendampingan oleh teman yang sudah mahir berenang misalnya, hal ini sangat wajib ada. Jangan coba-coba melakukannya sendirian jika belum bisa berenang. Sebagian kalimat memang sengaja saya belokkan menjadi guyonan, tapi bukan berarti Anda bebas guyon ketika belajar berenang. Mikir!!!
[08-April-2015 01:21AM]
Tips ga mutu lainnya:
tp yaaa mas aku dr kecil sampe abg sampe akhirnya nyerah belajar berenang, gak bisa bisa krn badanku kaku dasarnya. apa cuma alesan aja yaa hahaha. si suami jg rupanya gk bs berenang juga hahahaha
LikeLiked by 1 person
sepertinya itu lebih ke arah mitos Mbak, menurutku… 🙂 insya Allah bisa kok kalau diniatkan belajar…
LikeLiked by 1 person
Tulisannya lucu, tapi serius. Serius, tapi lucu. Yang penting bermanfaat dan insya Allah barokah, ya Mas 🙂
LikeLiked by 1 person
Aamiiin… semoga bermanfaat aja… ya Mi… 😀
LikeLiked by 1 person
percobaan pertamanya ekstrim ya mas Andik 😆
LikeLiked by 1 person
iya, asli gemeter pas pertama kali disuruh lompat dari ketinggian itu… tapi kalau ga gitu mungkin sampai skrg saya blm bisa berenang
LikeLike
apa harus pakai cara ekstrim gitu ya mas Andik? *jadi kepikiran nyoba*
LikeLiked by 1 person
mmm… ga harus kok, sbnrnya pake cara pelan-pelan jg bisa sih, cmn mungkin agak lama kl menurutku… krn ga langsung jederrrr
LikeLike
Saya serius belajar berenang pas usia dewasa juga, dan otodidak. Jadi niat banget pengen bisa berenang gara-gara pas naik pesawat bolak balik Jawa-Kalimantan, di situ saya suka lihat ke bawah dari jendela pesawat, trus mikir kalo terjadi kecelakaan yg melibatkan air, saya pasti mati karena hal sepele: tak bisa berenang.
Artikelnya bagus. Semoga makin banyak orang mau belajar berenang.
LikeLiked by 2 people
Ssippp… aamiin, semoga yg blm bisa jd tertantang untuk bisa… 😀
LikeLiked by 1 person
Tetep saya gak berani
http://satuaspal.com/2015/04/08/test-ride-mio-m3-125-oleh-satuaspal-com-bagian-2-habis/
LikeLiked by 1 person
Hajarr broh
LikeLike
Kalo aku kepikiran ada ikan hiu sama buaya di kolam renang. Ok ok tau koq kalo ini ga masuk akal hahahaha…
LikeLiked by 1 person
Hahaha… ngebayanginnya serem amat mbak Puji… 😀
LikeLike
Hahaha aneh ya
LikeLike
masih bingung nih mas, urutannya renang dulu baru baca panduan ini, baca panduan baru renang (dan ada kemungkinan lupa), atau baca sambil renang saja ya? hehehe
LikeLiked by 1 person
yg penting nyebur dulu kyknya mas, buat menetralisir nervous… heheh… biasanya, semua teori yang udah dibaca akan hilang kalau nervous… 😀
LikeLiked by 2 people
tutorial yang luar biasa! :p | Setelah belajar renang sesi singkat akhirnya saya berhasil menguasai dua gaya renang yaitu gaya batu dan gaya titanic.
*kemudian ada jeda yang panjaaaang sekali.
LikeLiked by 3 people
haha… tontonannya titanic, pasti generasi 90an masa kecilnya… **ga nyambung
LikeLike
Masa kecil tahun 90-an? Udah kerja, tuh. *ketahuan tuanya. 😀
LikeLiked by 1 person
hahaha
LikeLike
saya termasuk orang yang tidak bisa berenang, dan hal ini menurut orang2 disini aneh,kata temen2 suami saya “indonesia kan negara dengan banyak pulau, kok kamu malah tidak bisa berenag” nah loh! 😀
LikeLiked by 1 person
nah, itulah… makanya dulu saya bertekad bulat untuk bisa berenang 😀
LikeLike
Katanya gk bisa bikin postingan panjang, ini panjang banget kaaaak 😛
Dulu wakt kecil pernah belajar renang, tapi gurunya galak banget trus mutung gak mau les lagi 😀
LikeLiked by 1 person
iya ya… hehe, ini tanggung soalnya, kalau ga dibahas sampai detail khawatirnya ga ngena sasaran… 😀
hooo… ayo belajar lagi… **lebih galak 😈
LikeLike
iya bener tuhh harus berani. teman saya gak bisa-bisa karena gak berani 😀
LikeLiked by 1 person
ember… kalau ga berani itu, sulit sekali menerima teori atau tekniknya… walaupun yang paling gampang sekalipun
LikeLiked by 1 person
betull.. lg dong perjalanannya. lg off apa lagi nyusun kata2 nihh 😀
LikeLiked by 1 person
off dulu broh, banyak kerjaan, haha
LikeLike
wkwkwkwwk…. emang mengerikan sekali anak kerjaan mo ngetrip mentok di Cuti dan cuti. hahahah
LikeLiked by 1 person
hhmm agak horor yah ngajarinnya, tapi bener juga sih yahh yang menganiaya diri sendiri, itu adalah saat yg paling tepat untuk berdoa hahahaa..
Dan bener yg paling penting berani dulu 🙂
LikeLiked by 1 person
hehe… betul betul… justru bersyukur kan jadi ingat Allah…
berani wajib, nekat harus, tapi tetep waras… 🙂
LikeLike
hahaha iya, tapi kl ngikutin saran kamu jadinya kok nggak waras yahh hahahaa
LikeLiked by 1 person
Hahaha… tenang-tenang… awalnya memang terkesan ga waras… tp emang agak edan sih… 😛
LikeLike
Gak bisa kalau telentang gt om sayanya.
LikeLiked by 1 person
coba dulu om… bisa bisa… 😀
LikeLiked by 1 person
Gilingan keren banget postingane Om. Jauh lebih keren dari punyaku. Salut!!!
LikeLiked by 1 person
apanya om, ini juga inspired by you… halah
LikeLike
Mas, mending jadi guru les renang saya saja. Lompat paku itu bener2 dah…..gak nahan takutnya. Sudah phobia ketinggian eh malah suruh lompat paku, gak tau dah apa yang akan terjadi pada diri saya @.@
LikeLiked by 1 person
tenang-tenang… memang begitu sih yg saya alami dulu… tp mau mundur udah malu, banyak yg liat… :))
LikeLiked by 2 people
Hahahaha sekarang itu yang susah cari teman yang bisa bantu setelah lompat paku. Sudah bukan zaman sekolah ketika masih ada pelajaran olahraga sih 😀
LikeLiked by 1 person
nah kalo itu mau gmn lagi broh… 😀
**eh, kan masih ada penjaga kolamnya, wkwkwk, segala cara dilakukan
LikeLiked by 1 person
Hahahahahaha duh bayar berapa mas untuk menutupi rasa malu saya? Hahahaha
LikeLiked by 1 person
Nggak bisa berenang, mau bisa tp beraninya blm muncul krn temen kakak ada y tenggelam. Menjebol tembok takutnya itu lho y pake apa, hehehe.. Salam kenal mas
LikeLiked by 1 person
yaa memang agak serem sih kalo denger-denger cerita ada yg tenggelam, apalagi pernah mengalami hampir tenggelam… trauma bingits kyknya… tp ya gmn lagi ya cara mengatasinya kl tdk ditantang balik rasa takutnya… hmm
sip, salam kenal jg mbak…
LikeLiked by 1 person
Pantes aku gak bisa2 renangnya, mainnya cuma berani di kolam keceh. Kapan2 insyaAllah nyobain ah, bismillah..
Great post mas Andik👍
LikeLiked by 1 person
ayo ayo… dicobain… tp harus ada yg jagain… 😀
bismillaah… chayooo
LikeLiked by 1 person
Itu ada foto Batam, kapan ke Batam, mas Andik?
LikeLiked by 1 person
Iya mas Iwan, sudah lama, terakhir ke sana sekitar 5-6 tahunan yg lalu mas. Lho sampeyan tinggal di Batam kah?
LikeLike
Iya, saya tinggal di Batam, golek upo di sini 🙂
LikeLiked by 1 person
Wah, kapan-kapan bagi-bagi upo-nya Mas 😀
LikeLike
Aduh ini tulisan panjang tapi kocak tapi serius.. Mana terakhirnya disuruh Mikiirrr.. Hahahaha
Btw renang olahraga favorit sayaa.. Karena pas SD pernah tenggelem di laut banda aceh krn kegampar ombak dan bannya menyelamatkan diri sendiri alias ke pantai duluan.. Setelah itu masih aja 2x tenggelem di kolam renang..
Sejak saat itu saya bertekad harus bisa renang.. Eh skrg malah jd olahraga favorit yg tiap minggu pasti dilakoni barang 1-2x..
LikeLiked by 1 person
Hehehe… Hah?? Serius itu kejadiannya? 😮 Serem amat… anak SD, tenggelam di laut… horor bingits itu.. Eh tapi salut ama dirimu, bisa ngelawan trauma itu jadi pembalik buat belajar jadi bisa…
LikeLike
Jadi inget Sabuga deh.. 😀
Dulu sering berenang bersama kan ya …
LikeLiked by 1 person
iya Sand… dulu di matkul renang juga… dirimu kelas A kan ya? Aku kelas C wkwkwk
LikeLike
nostalgia. saya tenggelam kk
LikeLiked by 1 person
Dulu pas les renang di sekolah, guru ku langsung nyemplungin aku kolam yang dalam trus disuruh ngapung sendiri. Huwaaaa! Tapi akhirnya malah bisa Bang, en dari situ bisa berenang akhirnya. Wkwkwk.. Ternyata modal nekat bisa yak 😀
LikeLiked by 1 person
Nah, kan… sptnya cara spt itu lebih efektif 😀
LikeLike
Saya selalu minder kalau ada orang bahas soal renang karena saya ngga bisa renang, hehehe. teringa bberapa tahun silam hidup rasanya ada yang kurang karena dua hal, yaitu ngga bisa renang dan ngga bisa nyetir mobil, namun setelah nyetir mobil sudah bisa, kapan ya saya bisa renang juga seperti yang lain, biar tidak ada yang mengganjal di hati, hehehe.. kalau mau belajar di tempat umum malu.. wkwkwkwkw
LikeLiked by 1 person
santai santai… oh iya, saya lupa, ada faktor kedua yg sangat mungkin bs menghambat kita untuk belajar sesuatu, yaitu: malu
ayo om, semangat, pura-pura ga ada yg liat aja… 😀
LikeLike
aku tak tetep gaya katak saja hahaha
LikeLiked by 1 person
Yang penting bukan “kakehan gaya” mas. Hehe.
LikeLike
waduh aku ora wani mas, kualat mengko
LikeLiked by 1 person
😁 podo mas. Serem kalo kualat. Saling mengingatkan saja.
LikeLike
Ikut klub renang membantu, tapi dimana nyarinya??
LikeLiked by 1 person