gambar sedih

Saya Sedih [#2]


Bismillaah

gambar sedih

Saya sedih bukan hanya karena semakin maraknya begal dan tindakan kriminal seolah para pelakunya kehilangan akal. Melainkan saya juga sedih ketika kehidupan sosial semakin sarat dengan emosional, orang-orang menjadi bebal, dan hukum pun semakin tidak dikenal.

Saya sedih bukan hanya karena banyak geng motor berulah, menjadi raja jalanan semena-mena tidak ada yang mencegah. Melainkan saya juga sedih ketika penegak hukum gengsinya tidak mau kalah, menjadi preman jalanan, tidak lagi mengayomi malah menimbulkan masalah.

Saya sedih bukan hanya karena banyak anak muda yang gemar tawuran, menganiaya, bahkan menghilangkan nyawa temannya. Melainkan saya juga sedih ketika banyak media mengulasnya padahal justru memberikan inspirasi yang nyata.

Saya sedih bukan hanya karena dollar semakin bergengsi, rupiah terdegradasi, ekonomi kita seakan mengalami delusi. Melainkan saya juga sedih ketika riba justru diwajibkan melalui asuransi, pembentukan harga selalu diintervensi, sehingga mekanisme pasar terdistorsi.

Saya sedih bukan hanya karena orang-orang kita banyak yang latah, batu akik dianggap berpetuah, menomorduakan akidah, padahal harganya tidak murah. Melainkan saya juga sedih ketika kita mudah goyah, oleh tren remeh yang payah, seolah tiada lagi cita-cita bersama yang “wah”.

Saya sedih bukan hanya karena banyak yang bersumbu pendek, berpemikiran cethek, asal cuap seperti bebek, walaupun data tidak dicek. Melainkan saya juga sedih ketika kita semakin capek dengan banyaknya berita yang isinya bagaikan api bersambut korek.

Saya sedih bukan hanya karena banyak kisruh yang melanda elit negeri ini, adu kuasa sana sini, saling tuding unjuk gigi siapa yang paling berani. Melainkan saya juga sedih ketika yang di bawah malah terpolarisasi, tidak lagi memihak pada kebenaran hakiki, yang ada hanya golongan dan pribadi.

Apakah benar semua krisis yang kita alami bersumber pada soal ekonomi? Apakah benar semua masalah yang kita hadapai berasal dari korupsi? Apakah benar semua polemik yang kita musuhi berakar dari politisasi? Atau jangan-jangan semuanya merujuk pada mentalitas kita sendiri, kebodohan kita sendiri, karena semakin menjauh dari nilai-nilai ketuhanan dan religi. Di situ kadang saya merasa sedih.


Catatan ini merupakan lanjutan dari catatan sebelumnya: Saya Sedih

52 thoughts on “Saya Sedih [#2]

  1. Asuransi kih ono sing ra riba lho… kuwi modele pengumpulan dana umat untuk menolong dan sifatnya mudharabah… jadi tabungan (tergantung ijab qobulnya). Trus cicilan omah, mobil seko bank konvensional kih riba (aku seh terbelit iki, cicilan omah 😦 … seh pemakai riba). Dan ada kasus saat jaman Rasulullah, saudara yang masih keluarga, yang perempuan masuk Islam, nah yang laki-laki non-muslim, Rasulullah tidak menyuruh saudara perempuannya itu untuk langsung bercerai namun mencoba mengajak suaminya untuk masuk Islam. Dalam telaah… ada kondisi dimana kita sebaiknya tidak melampaui batas. Maka niatkan untuk menyelesaikan kesalahan yang sudah ada semampu yang kita mampu dengan niat kepada Allah.
    Sering orang berpikir …. lek ra nyilih bank yo ra duwe opo-opo (aku biyen yo ngono)…. padahal itu sebenarnya sedang meragukan bahwa Allah yang maha kaya akan mampu memberikan itu pada saatnya. Astagfirullah. Jadi sering manusia jadi meragukan Allah tidak percaya Allah (syirik) ketika tidak sabar dengan takdir Allah… Astagfirullah…. dadi ayo mulai seko diri sendiri….tanpa mampu mengendalikan diri, kita tidak akan pernah mampu mengajari orang lain…. itu sudah menjadi jalannya seperti itu….

    Liked by 2 people

      1. Ra iso reply sing ndisor, reply kene wae hehe…. mungkin pendapat penulise dadi riba karena ijab qobule wis dadi ra jelas. Aku moco sing nulis kuwi kayake wonge rada saklek hehe :D… ono justifikasine se… sembarang kih dadi riba kan karena ada ketidakjelasan di dalam perjalanan sesuatu itu, atau bahkan diinvestasikan pada sesuatu yang haram… wallahu a’lam… jare nang Qur’an… tidak perlu melampaui batas dadi menungso… sing penting diniatke neng Allah wae (neng qolbu, dudu lisan saja… berarti kudu mencoba kenal Allah disik)… 🙂 wong kabeh yo podo ra ngertine Allah bakal mutuske piye 🙂

        Liked by 1 person

      2. Fatwa MUI ne ra menyebutkan soal asuransi ASKES atau BPJS. Disitu disebutkan asuransi konvensional karo bunga, atau pinjaman bank konvensional, lek bunga atau asuransi konvensional, atau pinjaman konvensional memang riba. Nah masalahe ra ngerti bener bagaimana negara mengelola BPJS. Khawatir fitnah 😀 … aku dewe wae rung bener hehe 😀 … intine riba kih karena ada ketidakjelasan dan merugikan salah satu pihak kuwi se pemahamanku, termasuk aku nyilih bank nggo tuku omah 😦 …. nganti 2017 je cicilane ….

        Liked by 1 person

  2. Entahlah, kalau lihat berita dan keadaan yang santer diberitakan oleh berbagai media, aku bukannya cuma sedih, tetapi juga geram dan nggak habis pikir dengan segala kaos yang ada di negeri ini. Mungkin memang seharusnya kita membenahi mental, bukan hanya sibuk mengutuk keadaan.

    Liked by 1 person

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.