Bismillaah…
Kalau ada orang menanyakan ke saya tentang pekerjaan apa yang paling boring di dunia? Mungkin akan saya jawab, pekerjaan yang paling boring di dunia ini adalah petugas loket pembayaran pintu tol. Setidaknya itu yang saya amati sekarang. Bayangkan saja, mereka melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, dengan posisi duduk yang sama, tidak bisa kemana-mana, dan dalam waktu yang relatif lama setiap harinya. Saya kurang tahu berapa jam shift yang diberlakukan untuk pekerjaan ini. Tapi yang jelas saya pernah bertransaksi dengan petugas yang sama ketika membayar tol pas berangkat sampai berangkat lagi (bolak balik dua kali). Padahal jeda keberangkatan yang pertama dengan yang kedua cukup lama. Sekitar 4-5 jam.
Seandainya saya yang ditugaskan sebagai petugas tol, mungkin saya akan frustrasi. Dan mungkin tidak akan bisa nyambi moblogging seperti ini. Apalagi coding. Bagaimana tidak, lha wong diharuskan memberikan algoritma pelayanan yang selalu sama dengan eksekusi yang sesingkat-singkatnya, tidak kurang dari semenit untuk setiap mobilnya. Menerima uang pembayaran – memproses pembayaran – mencetak struk – hingga menyiapkan uang kembalian. Kalau ada. Sepertinya sih kebanyakan selalu ada karena tarif tol biasanya memang mengandung angka psikologis. Contoh, tarif tol Pasteur – Cikarang yang sekarang dipatok di harga Rp. 48.500.
Belum lagi volume kendaraan yang seakan semakin tak terbendung. Berdasar informasi dari Jasamarga, setidaknya ada sekitar 65 ribuan kendaraan yang melalui pintu tol Cikarang Utama, dari ruas Cikampek tiap harinya. Itupun kalau pas momen liburan (lebaran, tahun baru, natal) bisa dua kali lipat jumlahnya. Kalau shift petugas tol katakanlah 8 jam per hari. Rata-rata waktu pelayanan 2 menit. Berapa ratus kali adegan yang sama bakal diulang. Kalau untuk syuting film mungkin filmnya tidak akan jadi di-release karena mahalnya biaya take ulang. **kok nyambungnya ke film ya
Makanya sebaiknya jangan lantas kita jadi bete kalau mereka tidak ramah dalam pelayanannya. Belum lagi denger-denger banyak juga yang statusnya masih outsourcing. Gajinya pun “katanya” tak sebanding. Kadang kita tidak tahu menahu apa yang ada di balik profesi seseorang.
Nah, beberapa bulan terakhir ini saya sengaja sedikit menghibur mereka. Setiap kali selesai membayar tol, saya selalu tersenyum sambil menyempatkan diri untuk bilang, “terima kasih Mbak Erly”, “terima kasih Mas Budi”. **nama asal sebut, tapi maksudnya adalah nama sesuai dengan nama yang tertera di papan nama, persis di bawah jendela tempat mereka bertugas
Alhasil, hampir semua petugas tol yang saya temui selalu membalas dengan tatap ramahnya yang tak biasa. Lebih sumringah. Tidak datar seperti robot. š
Bagaimana kalau hal yang sama kita terapkan di tempat-tempat transaksi yang lain? Misal: indomar*t, alfam*rt, kf*, loket kereta api, tempat parkir, loket bioskop, dan lain-lain, kecuali di bank, karena tanpa disebut nama pun orang-orangnya sudah diset ramah by default. Yaa.. silakan dicoba saja.
Ngomong-ngomong, ada kisah lucu selesai saya berterima kasih dan menyapa dengan nama kepada petugas pintu tol. Tak jauh setelah saya memajukan mobil, samar-samar terdengar obrolan singkat petugas satu kepada rekannya (mungkin rekan shift-nya), “bro.. tulisan namaku belum kamu ganti ya”. Hehe…
Catatan penting:
Sapaan ramah dan senyuman Anda mungkin akan berubah menjadi “hitam kelam” seketika jika Anda membuang struk hasil transaksi di sembarang tempat di hadapan sang petugas tol. Jangan coba-coba.
—————————–
Referensi:
http://www.jasamarga.com/release/item/822-release–jumlah-kendaraan-mudik-di-gt-cikampek-meningkat-8768.html
Waah.. Klo aku sering buru2 klo di tpt tol.. Soalnya last minute person.. *gak boleh gini terus emang*
LikeLike
wah hebat… nampaknya sibuk bener… hehe, tp selama sibuknya bermanfaat ya alhamdulillaah to… smg kapan2 sempat hanya sekadar bilang “terima kasih Mbak Nita” š
LikeLike
Allah sudah menempatkan semua makhluknya pada posisinya sesuai kemampuannya. Dan Allah tidak main dadu… maka sebagai hamba yg taat… ya manut… do the best aja to ya hehe…. bahkan tukang nyoba game yg harusnya seneng aja jg bisa boring… kita yg membuat diri manfaat setiap harinya… dan itulah yg ga bikin boring :D.
LikeLike
agak OOT kyknya buk š … cuman membahas urusan membahagiakan orang dengan sapaan menggunakan nama, biar lebih personal, biar ga datar-datar saja, untuk memenuhi aspek empati saja… urusan boring mah itu sy hanya membahasnya dari sisi “kalau” sy disuruh membayangkan pekerjaan orang sbg petugas tol… dan bukan cuma membayangkan saja, pernah ngobrol2 juga dengan orang2 yg berprofesi serupa, kasir indomar*t, petugas parkir, dkk… rata-rata (ga semua) mengeluhkan kondisi bosan… bahkan ada yg sengaja menyetel lagu dangdut koplo kencang2 biar mengusir penat… š
LikeLike
Hihihihi… sebenere komentare asal njeplak wae :D… salah yo… sepurane hehe š
LikeLiked by 1 person
tempatnya kecil dan memang membosankan. untunglah ada yang mau bekerja sebagai penjaga pintu tol.
kalau saya dapat cerita tentang petugas tol yang selalu ramah kepada pengendara. ceritanya pernah saya tulis di sini
http://jampang.wordpress.com/2010/08/20/lagi-kerja-waktunya-bercinta/
LikeLike
wah… tulisannya ada di dalem buku ya Mas? berarti saya perlu membaca bukunya dulu š
LikeLike
hayyaa… saya nggak lihat lagi. ternyata udah diedit. takut diprotes sama penerbitnya makanya saya hapus,
maaf… maaf… š
LikeLike
hehehe… keren euy, penulis yg produktif, udah berapa buku Mas?
LikeLike
yg melalui penerbit major baru satu. yang indie ada 6 (dua di antaranya digabung jadi satu dan terbit major itu)
LikeLike
wuih… maut… lanjutkan š
LikeLike