Daerah Resapan Air


Bismillaah…

Sebelum musim penghujan yang sekarang ini, daerah tempat tinggal saya di Bandung sempat mengalami kekeringan. Kira-kira tiga bulan yang lalu. Air sumur kering. Pompa hanya sanggup menyedot campuran tanah dan sedikit air. Berjam-jam nyala dapatnya hanya sekitar seember. Itupun kotor. Akibatnya, lebih kurang selama tiga mingguan, yang paling rajin mandi (red: dimandikan) di rumah hanyalah anak saya. Mencuci baju pun terpaksa menggunakan jasa laundry karena volume air yang tidak memungkinkan.

Kata tetangga yang sudah lama tinggal di daerah situ sih dulu tidak pernah kejadian seperti ini. Tapi semenjak dibangunnya apartemen Gateway Pasteur, yang memang lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan permukiman, jadinya sering kekeringan. Begitu katanya. FYI, Gateway Pasteur (GP) adalah kawasan apartemen di Bandung utara yang sampai saat tulisan ini dibuat, pembangunannya masih berlangsung. GP sendiri menempati lokasi di area sebesar 5,5 Ha yang sebelumnya merupakan lahan kosong dengan beberapa pohon besar yang sudah tertanam entah dari tahun berapa.

Benar atau tidaknya efek pembangunan GP yang digadang-gadang tidak memenuhi standar ramah lingkungan, sehingga mempengaruhi kondisi ketersediaan air tanah di permukiman sekitar, saya pikir biarlah pihak pemkot dan hukum yang lebih tahu permasalahannya. Lebih tepatnya, saya belum mau tahu. Yang jelas, aturan tata kota tentang RTH (ruang terbuka hijau) yang mewadahinya sudah ada. IMB juga sudah ada. Pihak walikota pun sudah turun tangan. Ya sudah.

Kalau dipikir secara kasat mata, daya tampung area tanah seluas itu mungkin saja ngefek pada volume total peresapan air hujan di sekitar lokasi. Mau benar apa tidak yang jelas terjadi kekeringan. Sebenarnya sih tidak kering, hanya saja water table-nya turun. Sehingga pompa tidak sampai pada permukaan air tanah. Sudah dapat diterka pasti banyak orang-orang di sekitar yang mengebor sumur baru dengan kedalaman lebih dalam dari sebelumnya. Akibatnya, orang-orang yang belum mempunyai kesempatan mengebor ulang seperti saya tidak mendapatkan “jatah” air pada saat kemarau tiba. Ah sudahlah… yang penting sekarang air sudah berlimpah karena musim penghujan di Bandung artinya hujan setiap hari. Alhamdulillaah.

Ngomong-ngomong, seandainya saya yang punya tanah seluas itu, “mungkin” tidak akan saya buat bangunan apartemen di atasnya. Mungkin akan saya buat inisiasi kebun pangan yang sesuai dengan petunjuk Al Quran di dalamnya. Mulai dari komposisi tanamannya, hingga proses pengembangannya. Harapannya, selain memenuhi kebutuhan air tanah, juga menyumbang sedikit pengadaan bahan pangan dalam negeri yang isu-isunya sekarang ini kita justru masih impor. Padahal negerinya “katanya” subur makmur gemah ripah loh jinawi. Ya… kira-kira seperti di artikel ini lah. Salut buat teman-teman Geraidinar – Jonggol Farm yang sudah memulai ikhtiarnya. Semoga ada hasilnya nanti.

** masih berharap bahwa suatu saat, di Indonesia akan ada hutan yang seperti ini…

——————————————
Referensi:
http://en.wikipedia.org/wiki/Water_table
http://geraidinar.com/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/81-gd-articles/entrepreneurship/1237-kebunku-kebun-al-qur-an

9 thoughts on “Daerah Resapan Air

  1. Mending nggawe bak resapan dewe ndik :D, seko air yang terbuang. Alhamdulillah desain omahku ora dibuang nang got air buangane, tapi ono bak resapan. Yang laine yang dibangun sesudah golonganku wis ra onok bak resapan. Iki mung saran hehe… aku yo ra ngerti minuse bak resapan opo hehe :D.

    Like

  2. Mesti perfeksioni iki :p… omah kih sing penting nyaman, secukupnya, lingkungan yang lumayan baik, dan bisa untuk tempat berteduh :D… ra sah neko neko hehe :D…

    Like

  3. I’ve been surfing on-line more than three hours lately,
    but I never found any attention-grabbing article like yours.

    It is pretty price sufficient for me. In my view, if all web owners and
    bloggers made good content material as you did, the web will likely be a lot more helpful than ever before.

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.