Bismillaah…
Muka-muka kosong itu…
Ada di setiap koridor halte Transjakarta
Langkah kaki siaga, menatap jauh ke mana saja
Tanpa senyum, tanpa canda, juga tanpa sapa
Hanya earphone yang kadang menancap di telinga
Muka-muka kosong itu…
Ada di setiap gerbong kereta Bogor-Jakarta
Berdiri terpana, jongkok bersila, atau duduk ternganga
Memandangi layar “hape” dengan penuh seksama
Hanya bisik-bisik telpon yang kadang bersuara
Muka-muka kosong itu…
Ada di masjid-masjid ibukota
Menjelang sholat jumat saat adzan sudah lama menggema
Tidur lelap ketika rukun khutbah sudah hampir sempurna
Sungguh rutinitas yang seakan-akan tanpa makna
Muka-muka kosong itu…
Ada di setiap kemacetan jalan raya
Roda empat mewah dengan klaksonnya yang membahana
Atau roda dua yang semena-mena mengambil jalan seenaknya
Semua murka, seolah tidak ada lagi etika berkendara
Muka-muka kosong itu…
Tercermin juga di wajah saya
Duduk mengamati di pojok-pojok ibukota
Hanya memandangi wajah lalu lalang mereka
Pertanyaannya… buat apa??
———————————
** hanya pengamatan, bukan menggeneralisir kejadian atau keadaan
** sketsa abal-abal (lagi) 😛
Terkadang perasaan kosong adalah pencarian… zat apakah yang bisa mengisi kekosongan itu… sampai akhirnya ada saat kita bisa benar-benar bertemu tanpa tabir di hati kita 🙂
LikeLike
bahasane tingkat dewa… ra mudeng aku… 😛
LikeLike
hmm … siapa tau mereka lagi mengamati perkembangan bursa efek pake hape nya .. businessmen 😀
LikeLike
yaa mungkin… mungkin jg lg ngeblog… hehehe
LikeLike
btw, met hari blogger nasional… 😀
LikeLike
wow… banzai… harus dirayakan.
LikeLike
sketsanya okeloh
LikeLike
Mengko suatu hari lak paham hehe 😀
LikeLike
wajah kosong itu karena sekarang akhir bulan.
dimana-mana ekspresinya sama 😀 hehe
LikeLike
haha… benar juga… sekosong kantongnya… 😀
LikeLike
:(|)
LikeLike
Muka kosong itu..
menatap monitor sambil ngetik komen ini 😀
LikeLike
hahaha… ra sah curhat 😛
LikeLike