Senyum yang Mulai Hilang


Bismillaah…

“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” Hadits Riwayat At Tirmidzi

Entah mengapa tiba-tiba saya teringat sesuatu yang berhubungan dengan “senyum”. Begini… mungkin ada diantara kita yang sering pergi ke bank, atau setidaknya “pernah” bertransaksi perbankan menggunakan jasa teller pada sebuah bank, atau mungkin hanya mampir ke mesin penyetor tunai, atau bahkan hanya sekadar mengantarkan teman pasangan, atau siapapun lah… intinya masuk ke dalam bank. Nah… sadar atau tidak, ketika kita masuk ke dalam ruangan sebuah bank rata-rata pasti merasakan betapa nyamannya suasana di dalam, mulai dari sapaan ramah satpam di pintu masuk, hingga senyum menawan “mbak-mbak” teller yang menyejukkan hati. Seakan semua staf perbankan nampak menghadirkan suasana ramah tamah penuh senyum saat mereka menjalankan tugas. Apakah ada yang salah? Tentu tidak… Saya mengacungkan jempol untuk budaya kerja yang positif seperti ini.

Namun entah mengapa aura positif itu seakan memudar ketika dikaitkan dengan minimnya budaya senyum di masjid, terutama yang ada di negara Indonesia tercinta ini. Masjid yang notabene kita sebagai umat muslim jadikan tempat sakral dan suci, seharusnya tidak melupakan hal-hal kecil yang mengundang keberkahan, termasuk senyum salah satunya. Yang paling terasa adalah saat singgah sholat di mushola atau masjid yang ada di mall. Rame, berjubel, bau, dan kebanyakan orang memasang muka rata. Tapi kurang tahu juga kalau ternyata itu hanya perasaan saya saja. Semoga tidak menggeneralisir keadaan. Atau mungkin juga saya pribadi kurang ikut ambil bagian dari kegiatan persenyuman ini (**kebanyakan senyum ntar dianggap gila, hehehe). Atau bisa juga karena semakin ke sini senyum semakin dianggap sebatas pelicin urusan bisnis saja (**seakan-akan masing-masing orang berpikiran sama: no matter how small something is, if it’s not your business don’t spread it).

Kerennya, saya pernah mengalami kejadian yang benar-benar berbeda 180 derajat. Tepatnya pada waktu saya singgah jalan-jalan di bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand. Begitu datang di depan mushola, langsung disambut senyum ramah dari ta’mirnya. Ucapan salam pun tak ketinggalan disampaikan dengan begitu santunnya. Bahkan tempat menaruh alas kaki pun serta merta mereka bantu tunjukkan. Wow… pemandangan yang sangat jarang saya temui. Padahal kalau dibanding-bandingkan, jumlah penduduk muslim di Thailand ini bukan mayoritas seperti di Indonesia. Mungkin itulah saat kali pertama saya merasa “dianggap” saudara oleh saudara seakidah yang belum pernah kenal sebelumnya, beda bahasa lagi. Mungkinkah budaya positif SENYUM tetap lestari menjadi ciri khas kita sebagai bangsa Indonesia yang “katanya” ramah tamah? Wallahualam…

_DSC9239

1. foto sendiri

DSC00583

2. Di-copy dari http://oktri15.blogspot.com/2012/01/perjalanan-4-hari-di-bangkok.html

MUSHOLA IN SUVARNABHUMI

3. Di-copy dari http://edyraguapo.blogspot.com/2013/06/ketika-terpaksa-harus-menginap-di.html

2 thoughts on “Senyum yang Mulai Hilang

  1. menurut saya sih karena di airport jadi ya termasuk business smile .. tujuannya biar sering transit
    btw saya di mushola nya sukarno hatta juga mas2 di mushola nya senyum2 😀

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.