Bismillaah… Assalamu’alaikum…
Bagi yang sering berkecimpung dalam dunia desain, khususnya desain komunikasi visual, Visual Storytelling mungkin sudah tidak asing lagi. Namun, bagi orang awam desain yang mungkin kerjaan tiap harinya hanya melototin layar monitor (seperti saya), atau yang aktivitas kesehariannya hanya “ngetik” dokumen puluhan sampai ratusan halaman (pointing to me again), mungkin kurang begitu familiar.
Ada dua kata yang terkandung dalam Visual Storytelling, yaitu: Visual dan Storytelling. Visual adalah segala hal yang berhubungan dengan penglihatan, artinya dapat dilihat. Sedangkan storytelling adalah cara yang dilakukan untuk menyampaikan suatu cerita kepada audience, baik dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, maupun suara. Definisi lebih lanjut mengenai storytelling dapat dibaca pada http://en.wikipedia.org/wiki/Storytelling. Jadi kalau digabung, pengertian Visual Storytelling adalah cara menyampaikan suatu cerita kepada audience dalam bentuk media visual. Atau istilah gampangnya: “Biarkan gambar/foto berbicara“.
Kegunaan Visual Storytelling
Pada umumnya, storytelling digunakan untuk memberikan gambaran visual awal tentang suatu cerita yang akan dikemas pada suatu produk multimedia. Gambaran ini seringkali disebut sebagai proses prototyping. Produk multimedia yang dimaksud dapat berupa: Film, Game, Animasi, atau bahkan berupa Program Aplikasi (software).
Jenis-jenis Visual Storytelling
1. Single Image Storytelling
Hanya terdiri atas SATU buah image. Storytelling jenis ini biasanya digunakan pada fotografi berkonsep, seperti: Still Life Photography. Storytelling jenis single image ini sangat concern terhadap kekuatan cerita yang terkandung pada sebuah gambar diam. Seringkali kekuatan konsep inilah yang dijadikan patokan dalam perlombaan fotografi.
2. Photo Sequence Storytelling
Terdiri dari beberapa gambar/foto yang terurut sedemikian rupa hingga membentuk suatu alur cerita. Biasanya jika susunan rangkaian gambar/foto tersebut diubah, maka akan menyebabkan perbedaan cerita. Itulah mengapa disebut sebagai “sequence“. Setiap gambar/foto yang ditampilkan pada Photo Sequence Storytelling biasanya disebut sebagai satu frame. Berdasar jumlah susunan gambar/foto yang ditampilkan, Photo Sequence Storytelling dibagi menjadi: short sequence (2 sampai 12 frame), dan free sequence (>15 frame).
Berikut adalah beberapa contoh Photo Sequence Storytelling:
Judul: taking only pictures, leaving footprints and rock stacks
![]()
Judul: A Safe Place to Rest
![]()
Judul: Bus stop man
![]()
Judul: First Date
![]()
Banyak contoh-contoh lain yang dapat dilihat pada group Flickr di sini.
Dan… ini adalah beberapa frame yang saya buat bersama teman-teman dari Magister Digital Media and Game Technology ITB sewaktu mengerjakan tugas dari salah satu mata kuliah Digital Media.
Judul: Bird and Bottle
![]()
Semoga bermanfaat…
4 thoughts on “Belajar Visual Storytelling”