Sensasi Rawit


rawit
nasgor rawit

Bagi yang terbiasa makan malam di luar atau yang memang mempunyai kegemaran berwisata kuliner, khususnya di daerah Bandung dan sekitarnya, rasanya warung kaki lima satu ini pantas untuk dicoba. Namanya Zia Food dan berlokasi di depan seberang Giant Pasteur agak ke barat sekitar 100 meter sebelum pomp bensin sebelah kanan BTC. Sebenarnya kami (i-moovers) kurang familiar dengan nama Zia Food, kami biasa menyebutnya dengan “rawit”. Jadi kalau saya mengajak rekan-rekan untuk makan di sana hanya cukup mengatakan, “makan di rawit yukk…”. Kami begitu familiar dengan istilah ini karena memang menu paling enak yang disajikan di situ adalah nasi goreng spesial rawit, yaa.. setidaknya itu menurut opini saya pribadi dan dari testimoni beberapa rekan yang pernah makan di situ.

Apa sebenarnya keistimewaan dari nasi goreng spesial rawit ini sehingga kami menyebutnya dengan begitu “istimewa”? Secara penyajian nampaknya tak jauh berbeda dengan warung-warung kaki lima lainnya. Jika kita makan di tempat, maka kita akan disuguhkan sepiring nasi goreng berwarna merah kecoklatan dengan taburan bawang goreng di atasnya, selembar telor dadar goreng berbentuk persegi, sejumput acar, dua iris mentimun dan tomat. Serta tidak lupa satu piring kecil krupuk mini (maaf, saya tidak tahu namanya) sebagai penambah sensasi gurih pada saat menikmatinya. Atau jika Anda meminta untuk dibungkus, maka akan langsung dikemas dalam sekotak stereofoam including satu buah sendok plastik dan dibundle dengan krupuk mini berbungkus plastik sebagai satu kesatuan “paket bungkus”. Memang sih, sangat tidak ramah lingkungan. Ya itu saja, tidak ada yang spesial bukan? Lalu, apa yang membuatnya relatif lebih istimewa dibanding menu nasi goreng yang lain? Ok… Kita lihat saja dari namanya terlebih dahulu. Rawit, ya itu bedanya. Tumisan halus cabe rawit pedas yang dicampurkan beberapa saat sebelum nasi goreng siap dihidangkan, hampir dapat dipastikan bahwa hidung yang mencium aromanya akan terasa “kemranyas”. Tidak terbatas hanya baunya, ketika dinikmati pun, sensasi pedasnya begitu luar biasa. “Ma’nyoss” kalau orang Jawa bilang. Setelah makan, maka dijamin pasti akan keluar keringat sejagung-jagung di wajah Anda. Bagi yang tidak suka masakan pedas pun rasanya pasti akan tergoda dengan sensasinya. Saya sendiri tidak suka pedas, tapi entah kenapa nasi goreng spesial rawit ini sudah lama ada dalam daftar makanan favorit saya. Tidak kurang dari tiga kali dalam seminggu, saya pasti menyempatkan diri ke “rawit” untuk makan malam. Entah karena memang sudah terngiang-ngiang dengan rasanya yang mantap, atau karena memang tidak ada pilihan menu lain tiap malamnya 😦 .

Sebenarnya ada menu lain yang disediakan, seperti nasi goreng kambing, capcay, cah kangkung, dan beberapa menu lain yang mungkin lebih cocok disebut sebagai menu khas chinese food. Overall… setiap menu yang disajikan memiliki cita rasa yang istimewa. Gampangnya dapat dikatakan bahwa bumbunya itu tidak ada yang nanggung. Mantep laah pokoknya. So, bagi Anda penggila makanan bercita rasa tinggi, khususnya nasi goreng, tidak ada salahnya untuk mampir sejenak ke warung tenda yang satu ini. Selamat menikmati!!

(Niatnya sengaja menggunakan bahasa ala acara wisata kuliner, tapi malah jadi agak aneh, ya sudahlah apa adanya saja 😀 )

13 thoughts on “Sensasi Rawit

  1. @aci: hehe… iya dong, kan kita harus menggunakan bhs indonesia dgn baik dan betul 😛

    @guzand: haha, keduluan nih ye…

    @mega: ini nasi goreng, bukan jus mangga 😛

    @irfan: pokoknya ini satu2nya nasi goreng yg bikin berdarah2 kalo dimakan 😀

    @agung: murah mas, hanya 7.500 saja, dijamin tidak akan menyesal (halah)… hehe

    Like

  2. @Dinie: hehe, siap laah, tp blm sempet nulis aja sih 😀

    @Nindy: emang ma’nyus dek 😀

    @Mutt: Kesini aja wi, sekalian reuni 😛

    @Blekok: haha 😛

    @Hendra: btulll… manstabb pokoknya

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.